Wednesday, September 14, 2011

Peta Piri Reis & Kolaborasi Einstein-Hapgood yg Terlupakan

Pada tahun 1929, sekelompok sejarawan menemukan sebuah peta yang digambar menakjubkan pada kulit rusa. Penelitian menunjukkan bahwa itu adalah dokumen asli bertahun 1513 yang dibuat oleh Piri Reis, seorang laksamana terkenal dari armada Turki di abad keenam belas.


Piri Reis sang Laksamana Turki mengakui dalam serangkaian catatannya bahwa peta yang ia susun bersumber dari sejumlah besar peta-peta lama, beberapa di antaranya adalah peta-peta dari abad keempat SM atau lebih awal.


Peta ini  jika dilihat sekilas mungkin hanyalah merupakan selembar replika peta daratan dimasa masa lalu.
Dalam peta tersebut, hanya kawasan Laut Tengah yang tergambar secara persis, sedangkan kawasan lainnya, seperti benua Amerika dan benua Afrika tergambar sangat berbeda. Kemudian, di saat para ilmuwan menelitinya dengan lebih lanjut, hasil yang diperoleh sangat mengejutkan, karena ternyata peta kuno ini sebenarnya adalah gambar pandangan udara dari atas angkasa yang sangat detail dan terperinci.

Jika disandingkan dengan gambar yang diambil dari satelit, maka peta kuno Turki ini bagaikan fotokopinya.
Peta Piri Reis menunjukkan pantai barat Afrika, pantai timur Amerika Selatan, dan pantai utara Antartika. Garis pantai utara Antartika digambarkan secara sempurna dan rinci.. Tidak ada perbedaan sedikit pun dengan hasil gambar pemetaan menggunakan fatometer yang dilakukan oleh tim eksplorasi kutub selatan pada tahun 1952 yang mengadakan penyelidikan keadaan bumi di bawah lapisan es.

 
 Yang paling membingungkan adalah BUKAN bagaimana Piri Reis bisa menggambar peta secara akurat dari wilayah Antartika 300 tahun sebelum ditemukan, TETAPI peta yang digambarnya menunjukkan garis pantai di bawah es. Bukti geologi terbaru menegaskan bahwa daerah Queen Maud Land, bagian utara antartika bisa dilihat dalam keadaan bebas es  adalah pada masa 4000 tahun Sebelum Masehi.


Ilmu pengetahuan resmi telah mengatakan bahwa es menutupi seluruh Antartika selama juta tahun. Namun Peta Piri Reis menunjukkan bahwa bagian utara antartika telah dipetakan sebelum es itu menutupinya. Yang seharusnya membuat kita berpikir bahwa daerah itu telah dipetakan jutaan tahun lalu, tapi itu mustahil karena manusia tidak ada pada waktu itu.

Penelitian lebih lanjut dan lebih akurat telah membuktikan bahwa periode terakhir kondisi bebas es di Antartika berakhir sekitar 6000 tahun yang lalu. Masih ada keraguan tentang awal periode bebas es, yang jelas sekitar antara tahun 13000 dan 9000 SM.

Comparison between a modern projection of South America and Piri Reis's version

Pertanyaannya adalah: Siapa yang memetakan Ratu Maud Land Antartika 6000 tahun yang lalu? Peradaban yang tak dikenal manakah yang memiliki teknologi atau peralatan yang diperlukan untuk melakukan itu?



Pada tahun 1953, seorang perwira angkatan laut Turki mengirim peta Piri Reis ke Biro Hidrografi Angkatan Laut AS. Untuk mengevaluasi peta itu, M.I. Walters, Chief Engineer Biro, meminta bantuan Arlington H. Mallery, ahli peta kuno, yang sebelumnya bekerja dengan dia. Setelah penelitian panjang, Mallery menemukan metode proyeksi yang digunakan. Untuk memeriksa ketepatan peta, dia membuat sebuah grid dan mentransfer peta Piri Reis ke sebuah globe: peta Piri benar-benar akurat. Dia menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk menggambar peta dengan akurasi tinggi tersebut adalah survei udara: tetapi siapakah yang 6000 tahun lalu, bisa menggunakan pesawat terbang untuk memetakan bumi?

Kantor Hidrografi tidak percaya apa yang mereka lihat: peta Piri bahkan mampu memperbaiki beberapa kesalahan dalam peta modern! Ketepatan dalam menentukan koordinat longitudinal, di sisi lain, menunjukkan bahwa untuk menggambar peta itu perlu menggunakan trigonometri sphereroid, suatu proses yang tidak dikenal sampai pertengahan abad ke-18.


Dr. Hapgood telah membuktikan bahwa peta Piri Reis diplot dalam bidang geometri, yang berisi garis lintang dan bujur di sudut kanan dalam sebuah "kotak" tradisional, namun hal ini jelas disalin dari peta sebelumnya yang diproyeksikan menggunakan trigonometri bola! Jadi yang mengejutkan tidak hanya tentang si pembuat peta awal yang tahu bahwa bumi itu bulat, tetapi si pembuat juga memiliki pengetahuan yang benar tentang kelengkungan bumi tiap 50 mil!


Setelah studi 3 tahun, Dr. Charles Hapgood , akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa ada di beberapa titik di masa lalu kita, peradaban kuno yang telah melayari lautan bumi dan membuat peta. Kita mungkin tidak tahu siapa mereka. Dan di dalam bukunya "Maps of the Ancient Sea Kings" menuliskan 

Ini bukti dari sebuah teknologi yang hilang, akan mendukung dan memberi kepercayaan untuk banyak hipotesis lain yang muncul untuk menjelaskan sebuah peradaban yang hilang jauh di masa lalu. Para ilmuwan banyak yang mengabaikan bukti bukti ini dan kebanyakan dari mereka menganggap bukti-bukti ini sebagai mitos belaka, tetapi di sini kita memiliki bukti yang tidak dapat dibantahkan. Bukti ini mensyaratkan bahwa semua bukti-bukti lain yang telah diajukan untuk menjelaskan  masa lalu harus diperiksa ulang dengan pikiran terbuka.
  
Hapgood telah mengirimkan koleksi peta kuno kepada Richard Strachan, di Massachusetts Institute of Technology. Hapggod ingin tahu persis level matematis yang diperlukan untuk menggambar peta sumber aslinya. Strachan menjawab pada tahun 1965, mengatakan bahwa  untuk membuat peta tersebut, penulis harus tahu tentang trigonometri bola, lengkungan bumi, metode proyeksi tingkat lanjut.


Pada 6 Juli 1960 Angkatan Udara AS menanggapi surat dari Prof Charles H. Hapgood dari Keene College, tentang permintaannya untuk mengevaluasi peta kuno Piri Reis.


 Charles Hapggod, pada tahun 1953, menulis sebuah buku berjudul "Earth's shifting crust: a key to some basic problems of earth science", di mana dia membuat teori untuk menjelaskan bagaimana Antartika telah bebas es sampai tahun 4000 SM. Dibuku yang di beri pengantar oleh Albert Einstein ini, Hapgood berpendapat bahwa alasan mengapa antartika dulu tidak tertutup oleh es adalah karena antartika dahulu bukanlah kutub selatan seperti sekarang, tetapi adalah suatu benua yang terletak 2000 mil di utara posisi antartika sekarang. Sayangnya teori ini, meskipun di endors oleh Einstein, tidak diterima dikalangan para ahli geologi. Ironis!. 

Teori ini pada intinya mengatakan bahwa over akumulasi es di salah satu atau kedua kutub bumi akan menyebabkan kulit bumi mengalami selip dan terjadi perpindahan kutub secara cepat. Teori ini dapat menjelaskan beberapa bencana di masa lalu, seperti banjir besar dan gempa bumi



Einstein - Hapgood Kolaborasi yang dilupakan sejarah
 Charles Hapgood pertama kali mendapat perhatian publik pada pertengahan 1950-an dengan teori geologi perpindahan kerak bumi, sebuah ide radikal yang menarik rasa ingin tahu dan dukungan dari Albert Einstein. Kerjasama dan Korespondensi Einstein-Hapgood adalah peristiwa yang dilupakan dalam sejarah ilmu pengetahuan. Surat-surat (sepuluh dari Einstein ke Hapgood) dari Arsip Albert Einstein pada musim semi 1995. Mereka menunjukkan, untuk pertama kalinya, betapa banyak Albert Einstein terlibat dalam membantu Charles Hapgood dalam pengembangan teori perpindahan kerak bumi.

Pada balasan kedua (24 November 1952) untuk Hapgood, Einstein menulis bahwa ide pemindahan kerak bumi tidak boleh dikesampingkan "apriori" hanya karena tidak sesuai dengan apa yang kita ingin percaya tentang masa lalu bumi. Einstein menyatakan, Yang diperlukan adalah "fakta geologi dan paleontologi." yang banyak.


 Selama enam bulan, Hapgood mengumpulkan bukti geologi untuk mendukung gagasan perpindahan kerak bumi. Pada 3 Mei 1953, ia mengirimkan tiga puluh delapan halaman bukti untuk Einstein. Inti dari bukti bukti Hapgood adalah bahwa Antartika bebas es pada saat bersamaan dengan Amerika Utara tertutup es. Einstein menjawab (8 Mei 1953):

"Saya menemukan argumen anda sangat mengesankan dan memiliki kesan bahwa hipotesis Anda benar. Kita tidak dapat meragukan bahwa pergeseran signifikan dari kerak bumi telah terjadi berulang kali dan dalam waktu singkat.."

Dia mendesak Hapgood untuk menindaklanjuti bukti "earth fractures". Sebulan kemudian (11 Juni 1953)  Hapgood mengirim Einstein empat puluh dua halaman bukti fraktur bumi dan evolusi lapisan es.

Einstein menulis (17 Desember 1953) ke Hapgood dan mendesaknya untuk meneliti masalah "momentum sentrifugal" . Hapgood menanggapi dengan empat halaman pada masalah ini dan tiga puluh tujuh halaman "bukti paleontologis" termasuk mammoth beku Arktik Siberia. Einstein sekarang yakin. Pada tanggal 18 Mei 1954, Einstein menulis sebuah kata pengantar (yang tentunya sangat menguntungkan Hapgood) untuk  buku Hapgood  "Earth's Shifting Crust: a Key to Some Basic Problems of Earth Science" (diterbitkan pada tahun 1958 oleh Pantheon Books, New York).

Hapgood dan Einstein terus berkorespodensi dan akhirnya bertemu di bulan Januari 1955. Surat terakhir Einstein adalah tertanggal 9 Maret 1955 hanya beberapa minggu sebelum fisikawan besar meninggal pada 18 April 1955. Arsip Einstein ini terdapat di Yerusalem (dengan salinan di Princeton) di mana mereka memegang rekor dari sebuah kolaborasi yang unik dan tak terdeteksi pada teori perpindahan kerak bumi.


 Dan inilah kata pengantar Einstein di buku Hapgood


FOREWORD by Albert Einstein

I frequently receive communications from people who wish to consult me concerning their unpublished ideas. It goes without saying that these ideas are very seldom possessed of scientific validity. The very first communication, however, that I received from Mr. Hapgood electrified me. His idea is original, of great simplicity, and -- if it continues to prove itself -- of great importance to everything that is related to the history of the earth's surface.

A great many empirical data indicate that at each point on the earth's surface that has been carefully studied, many climatic changes have taken place, apparently quite suddenly. This, according to Hapgood, is explicable if the virtually rigid outer crust of the earth undergoes, from time to time, extensive displacement over the viscous, plastic, possibly fluid inner layers. Such displacements may take place as the consequence of comparatively slight forces exerted on the crust, derived from the earth's momentum of rotation, which in turn will tend to alter the axis of rotation of the earth's crust.

In a polar region there is continual deposition of ice, which is not symmetrically distributed about the pole. The earth's rotation acts on these unsymmetrically deposited masses, and produces centrifugal momentum that is transmitted to the rigid crust of the earth. The constantly increasing centrifugal momentum produced in this way will, when it has reached a certain point, produce a movement of the earth's crust over the rest of the earth's body, and this will displace the polar regions toward the equator.

Without a doubt the earth's crust is strong enough not to give way proportionately as the ice is deposited. The only doubtful assumption is that the earth's crust can be moved easily enough over the inner layers.

The author has not confined himself to a simple presentation of this idea. He has also set forth, cautiously and comprehensively, the extraordinarily rich material that supports his displacement theory. I think that this rather astonishing, even fascinating, idea deserves the serious attention of anyone who concerns himself with the theory of the earth's development.To close with an observation that has occurred to me while writing these lines: If the earth's crust is really so easily displaced over its substratum as this theory requires, then the rigid masses near the earth's surface must be distributed in such a way that they give rise to no other considerable centrifugal momentum, which would tend to displace the crust by centrifugal effect. I think that this deduction might be capable of verification, at least approximately. This centrifugal momentum should in any case be smaller than that produced by the masses of deposited ice