Thursday, February 9, 2012

Laba-Laba Air Argyroneta aquatica

Jenis Laba laba yang mampu membangun kehidupannya di dalam air, meskipun dia bukan amphibi dan tidak memiliki insang.


Laba laba air merajut gelembung air yang dikenal dengan nama lonceng selam

Laba-laba penyelam, bell (lonceng), Argyroneta aquatica adalah unik dalam kemampuannya untuk menghabiskan sebagian besar hidupnya di bawah air. Tapi bagaimana dia memastikan selalu memiliki cukup oksigen? Para ilmuwan telah menemukan bahwa jaring bawah airnya yang digunakan untuk menyimpan udara adalah lebih dari sekedar lonceng/gelembung berisi udara yang statis - namun dapat berfungsi dalam cara yang mirip dengan insang pada ikan, yaitu mendapatkan oksigen dari air.

Menggunakan jaring sebagai insang, laba-laba ini dapat menyelam dan hidup di dalam air dengan hanya sesekali melakukan kunjungan ke permukaan. Laba-laba Arakhnida (Argyroneta aquatica) bernafas dari gelembung udara yang ditangkap dari permukaan air menggunakan bulu-bulu halus di perut. Jaring sutra digunakan untuk perangkap udara berbentuk lonceng.

Saat makan dalam lonceng selam

Namun, telah dikenal selama hampir satu abad bahwa gelembung udara yang dibawa oleh serangga penyelam tertentu dapat secara aktif mengambil oksigen yang terlarut dalam air, sehingga memasok oksigen lebih dari  yang terkandung pada gelembung asli. Hal ini menyebabkan Roger Seymour dari University of Adelaide di Australia dan Stefan Hetz dari Universitas Humboldt Berlin pada tahun lalu mempertanyakan apakah lonceng selam laba-laba dapat bertindak dengan cara yang sama, mengambil oksigen terlarut sehingga laba-laba tidak akan terlalu sering mengisi ulang kantong mereka dengan udara segar di permukaan (pertukaran oksigen terlarut menyerupai mekanisme insang pada ikan)

Karena laba-laba mengkonsumsi oksigen dari lonceng selam dan melepas karbon dioksida yang larut dengan cepat ke dalam air, Para ilmuwan mengusulkan bahwa penurunan konsentrasi oksigen dalam lonceng akan menyebabkan oksigen terambil dari air. Namun, apakah itu cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme laba-laba masih tidak jelas, studi sebelumnya mengatakan bahwa laba-laba terus mengambil udara dari permukaan.

Merajut Lonceng Selam
Seymour dan Hetz kemudian mengumpulkan laba-laba dari alam dan disimpan di akuarium laboratorium. Mereka kemudian menggunakan sensor oksigen yang sensitif untuk mengukur tekanan parsial oksigen baik yang ada dalam lonceng selam dan juga yang ada dalam air di sekelilingnya sejauh 5-10 milimeter. Juga dilakukan pengukuran ketika laba-laba hadir dan ketika tidak hadir. Dengan memonitor laju perubahan oksigen di dalam lonceng dan volume gas di dalamnya, para peneliti dapat menentukan berapa banyak oksigen dari air yang masuk ke dalam lonceng serta berapa banyak oksigen yang dikonsumsi oleh laba-laba.

Seymour dan Hetz melaporkan penelitian mereka ke dalam The Journal of Experimental Biology1 yang mengatakan bahwa tekanan parsial oksigen berbeda antara didalam dan diluar lonceng selam, dan ini membuat oksigen untuk perlahan-lahan mengalir ke lonceng selam.

Jaring sutra memungkinkan oksigen berdifusi dari air di sekitarnya ke udara serta melepaskan karbon dioksida. Berdasarkan tingkat oksigen yang menyebar ke dalam gelembung udara, Seymour menghitung 70 persen pasokan oksigen laba-laba berasal dari difusi melalui jaring.

Pada siang hari, laba-laba mengisi pasokan udara dan bisa bertahan dalam air selama lebih dari 24 jam, memungkinkan laba-laba tetap berada di luar jangkauan predator. Namun, karena kadar oksigen turun, konsentrasi nitrogen meningkat dalam gelembung. Nitrogen mulai menyebar keluar ke dalam air dan akhirnya gelembung kempes. Seymour cukup terkejut ketika menemukan bahwa difusi oksigen cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan pernapasan dari laba-laba ketika mereka beristirahat.

Mereka juga menemukan bahwa laba-laba yang lebih besar atau yang terlibat dalam aktivitas yang butuh energi besar, seperti bertelur atau mengasuh, membuat lonceng selam mereka lebih besar untuk memungkinkan lebih banyak oksigen dari air yang berdifusi, sama seperti hewan yang sedang tumbuh memperbesar paru-paru atau insang mereka sendiri.

Keuntungan tinggal bawah air bagi laba-laba ini adalah bahwa mereka tidak membuat mangsanya pergi. Dan jika laba-laba ini terlalu sering pergi ke permukaan, kemungkinan akan mengundang predator seperti burung.

Laba-laba ini memerangkap serangga dan ikan kecil dengan lonceng selam mereka, seperti laba-laba di luar air yang menangkap serangga dengan jaringnya. Mereka memiliki kemampuan untuk merasakan ketika sesuatu menyentuh jaring bawah air mereka, dan mereka lari keluar untuk melumpuhkan mangsanya sebelum menariknya ke dalam lonceng selam. Laba-laba betina bertelur dalam lonceng, dan mereka membangun lonceng menetas mereka sendiri.


Laba-laba juga menunjukkan toleransi yang luar biasa untuk level oksigen rendah, sehingga level oksigen di dalam lonceng selam bisa turun hingga mencapai 10-20% dari level di atmosfer sebelum laba-laba naik ke permukaan untuk mengambil gelembung udara segar. "Sebagian besar serangga tidak nyaman dengan level oksigen di bawah 4 atau 5 kilopascal" jelas John Terblanche seorang ahli seranggga dari Stellenbosch University di Afrika Selatan, "namun laba-laba ini tampaknya dapat bertahan hingga level sekitar 1 atau 2 kilopascal tanpa mengalami gangguan."

Terblanche berspekulasi bahwa laba-laba mungkin memiliki mekanisme kerja dalam tubuh mereka yang memungkinkan mereka untuk menggunakan oksigen dalam cara yang sangat efisien. "Hal ini dapat menjadi bidang untuk penelitian yang bermanfaat dimasa depan," katanya.



_________________________________________________________________________________________________


Seorang murid bertanya pada gurunya, "Pak, begitu banyak fungsi dan kehebatan dari jaring yang dihasilkan oleh laba-laba untuk membangun rumahnya, tapi mengapa di Quran disebutkan bahwa rumah laba-laba adalah rumah yg lemah?"

Guru: "Ingatlah bahwa kehebatan rumah laba laba itu hanya dalam skala dirinya, namun semua kehebatan itu tidak ada gunanya jika berhadapan dengan sesuatu yang skala nya lebih besar seperti manusia, atau gajah. Ayat Quran yang mengatakan rumah laba laba adalah rumah yang lemah adalah untuk mencontohkan orang orang yang mengambil pelindung selain Allah. Mereka pikir pelindung pelindung mereka itu hebat dan bisa melindungi mereka, karena pada skala mereka mungkin saja pelindung mereka itu benar benar hebat seperti harta atau kekuasaan dunia. Namun semuanya itu tidak berarti apa apa kalau berhadapan dengan Allah Pencipta semua itu."

Nah jika manusia bisa membuat bahan seperti yang dihasilkan laba-laba air ini untuk membangun lonceng lonceng airnya, dalam skala manusia, tentu manusia bisa membangun perumahan di dalam air.

________________________________________________________________________________________________


Wallahualam




Source