Monday, October 22, 2012

Ikan Bilih Danau Singkarak

Danau Singkarak berada di dua kabupaten di Sumatera Barat, Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Dengan luas 107,8 km² danau vulkanik ini merupakan danau terluas ke-2 di Pulau Sumatera. Danau ini merupakan hulu Batang Ombilin. Air danau ini sebagian dialirkan melewati terowongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak di dekat Lubuk Alung, Padang Pariaman. Lokasi Danau ini juga sangat strategis, berada di pinggir jalan antara Kabupaten Tanah Datar dan Solok.

Salah satu keunikan dari sekian banyak keunikan yang ada di Danau Singkarak, adalah Ikan Bilih. Ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) merupakan spesies ikan endemik (yang diperkirakan hanya hidup di danau ini), dan menjadi salah satu makanan khas.


Danau Singkarak nan Indah
Ikan bilih merupakan ikan khas (endemik) Danau Singkarak. Ikan pemakan plankton sepanjang 6-12 sentimeter ini hasil evolusi selama berjuta-juta tahun—mungkin lebih—di lingkungan danau itu. Ikatan antara ikan ini dan danaunya sangat erat, ”Sampai-sampai belum bisa dibudidayakan di kolam buatan,” Suatu kali, serombongan peneliti dari Amerika Serikat yang terpikat akan kelezatannya pernah mencoba membudidayakan ikan itu. Di negerinya, ikan ini dikembangkan di kolam buatan. Kondisi lingkungan kolam itu dibuat semirip mungkin dengan Danau Singkarak. Hasilnya: nol besar.


Namun saat ini, ikan bilih telah berhasil dibudidayakan di Danau Toba, Sumatera Utara. Warga setempat menyebutnya ikan Pora-pora. Ikan pora-pora adalah ikan bilis dan berasal dari Singkarak. Ikan ini berada dan hidup di Toba sejak sekitar enam tahun lalu, dibawa oleh para peneliti Badan Riset Kelautan dan Perikanan Jakarta. Jumlahnya sekitar 5.000 ekor. Tujuannya waktu itu adalah untuk mengisi relung makanan yang belum dimanfaatkan oleh ikan yang ada di Danau Toba.

Tepian Danau Singkarak dan jembatan kereta apinya
Karena habitat barunya cocok untuk tumbuh dan berkembang biak, di Toba ikan bilih itu cepat berkembang. Bahkan ukuran ikan bilih di Danau Toba lebih besar daripada di habitat aslinya. Toh, meski keberlangsungan spesies ini terjaga di Toba, dikhawatirkan ikan bilih di Toba mengancam ikan asli di danau itu. Soalnya, jika populasi ikan bilih berkembang terlalu pesat, ikan pendatang ini akan mengurangi ketersediaan pakan untuk ikan asli danau tersebut.

Karena itu, pemerintah diminta tetap mengupayakan pelestarian ikan bilih di rumah aslinya. Caranya dengan melakukan restocking (penebaran bibit baru) ikan bilih di Danau Singkarak seperti yang dulu dilakukan di Toba. Sebenarnya, restocking ikan bilih pernah dilakukan di Singkarak. Waktu itu yang punya hajat Perusahaan Listrik Negara, yang menggunakan air danau sebagai pembangkit listrik. Tapi kini program itu terhenti. Padahal restocking harus dilakukan kontinu selama beberapa waktu. Soalnya, kini di danau itu ada tanggul pembangkit listrik yang membendung Sungai Batang Ombilin—satu-satunya tempat keluar air dari Danau Singkarak, dan tanggul ini menghambat ruaya (migrasi saat akan kawin) ikan.


Langkah pelestarian lainnya yang tak kalah penting adalah pengaturan secara ketat penangkapan ikan ini oleh nelayan, karena ancaman kepunahan ikan iblis dari Singkarak akibat penangkapan yang berlebihan. keadaan ini terjadi sejak akhir 1990-an. Nelayan mulai menangkap ikan ini dengan jaring bermata kecil, akibatnya, ikan bilih tak sempat berkembang biak, karena belum bertelur sudah tertangkap. Padahal, pada zamannya dulu, nelayan di sekitar Danau Singkarak punya aturan tak tertulis dalam menangkap ikan ini. Mereka hanya menggunakan mata jaring berukuran besar—2 sampai 3 inci. Jika mereka merasa jumlah tangkapannya mulai berkurang, penangkapan ikan ini dihentikan selama dua sampai enam bulan. Inilah kearifan lokal yang sekarang ditingalkan. Penangkapan ikan dengan bom dan racun juga kerap terjadi di danau ini.

Langkah pelestarian lainnya adalah dengan membuat daerah suaka. Di daerah ini penangkapan ikan harus dilarang. Tujuannya untuk melindungi habitat pemijahan dan pembesaran ikan bilih. Tanpa langkah terpadu itu, ikan bilih akan lenyap dari Danau Singkarak. ”Bisa-bisa nanti orang malah hanya mengenal ikan bilih dari Danau Toba.”


Baca Juga:





Source