Sunday, March 3, 2013

Wisata didalam Gunung Berapi Thrihnukagigur

Gunung berapi Thrihnukagigur, yang terletak sekitar 30 km dari Reykjavik, ibukota Islandia, telah menjadi tujuan wisata petualangan terbaru, karena merupakan gunung berapi non-aktif satu-satunya yang dapur magma nya dapat diakses. Dalam kebanyakan kasus, ketika sebuah gunung berapi meletus, ruang magma diisi dengan lava yang kemudian mendingin dan mengeras, memblokir pintu masuk. Tetapi pada Thrihnukagigur, lava diyakini dipadatkan pada dinding atau hanya dikeringkan kembali ke kedalaman bumi. Ruang magmanya tetap terbuka dan utuh, membuatnya menjadi sebuah fenomena yang benar-benar unik untuk Thrihnukagigur.



Gunung berapi ini terakhir meletus sekitar 4.000 tahun yang lalu, meninggalkan pembukaan/lubang berdiameter sekitar 4 × 4 meter, yang mengarah ke ruang vulkanik yang berbentuk botol. Ruang magma berkedalaman sekitar 120m dengan luas bagian bawah sekitar 50x70m. Petugas wisata Islandia sekarang memberikan kesempatan kepada para avonturis untuk menjelajahi gunung berapi ini luar dalam.

Sebuah keranjang yang dapat memuat 5-6 orang dan terhubung ke derek, diturunkan melalui lubang kawah. Untuk sampai di kedalaman 120 meter membutuhkan waktu sekitar 7 sampai 8 menit. Sekali di dalam, pengunjung dapat menghabiskan waktunya hingga satu jam di dalam ruang magma, di mana mereka dapat melihat pewarnaan yang indah di permukaan batuan dan mengagumi besarnya ruang magma. Ruang magma yang besar ini dapat memuat Patung Liberty di dalamnya.

Tur ini terbuka hanya selama musim panas, mengingat bahwa suhu rata-rata di dalam gunung berapi selalu 6 ° C (43 ° F), yang bisa membuatnya agak sulit untuk dikunjungi di musim dingin. Tur berikutnya akan dibuka pada tanggal 15 Mei 2013.



Ide membuat gunung berapi Thrihnukagigur dapat dikunjungi berasal dari Arni B. Stefansson, seorang dokter di Reykjavik yang menjadi penggemar gua seumur hidupnya. Dia telah mempelajari gua-gua di Islandia sejak tahun 1954, dan dia adalah yang pertama turun ke dalam Thrihnukagigur tersebut, pada tahun 1974.

Arni menegaskan bahwa pelestarian gua dan ruang vulkanik bukan berarti harus membiarkan nya begitu saja. Namun harus dipastikan bahwa keajaiban alam seperti Thrihnukagigur diperlakukan dengan hati-hati dan dihormati - dan membuatnya dapat diakses dengan cara yang benar. "Pertama proyek ini adalah mengenai pelestarian, lalu eksplorasi, dan akhirnya pendidikan," kata Arni kepada The Guardian dalam sebuah wawancara ..

"Ini bukan tentang vulkanologi saja, Ini benar-benar tentang estetika .... Ini tentang keindahan alam."















Source