Sunday, February 2, 2014

Dapatkah Bulan Memiliki Bulan?

Seandainya bulan nya bumi memiliki bulan, maka saat menengadah pada malam yang cerah, dan kita melihat bulan purnama bersinar, beberapa waktu kemudian obyek yang lebih kecil perlahan-lahan mulai berjalan di sekitar sisi bulan. Indah bukan?

Namun dapatkah sebuah bulan memiliki bulan? Atau lebih teknisnya lagi, bisakah satelit alami sebuah planet memiliki satelit alami sendiri?


Ilustrasi Bulan kita yang memiliki bulan

Jawaban dari pertanyaan diatas tidaklah hitam putih. Untuk menjawabnya lebih lengkap, mari kita lihat kembali apa definisi sebuah bulan? International Astronomical Union Assembly tahun 2006 memberikan definisi ini untuk planet:

"Sebuah 'planet' didefinisikan sebagai benda astronomi yang mengorbit sebuah bintang atau sisa bintang yang cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri, tidak terlalu besar untuk menciptakan fusi termonuklir, dan telah "membersihkan" daerah sekitar orbitnya yang dipenuhi planetesimal.


Sayangnya tidak ada definisi resmi untuk sebuah bulan. Kebanyakan astronom hanya mengatakan bahwa mereka adalah satelit alami. Jadi di seluruh artikel ini, ketika dituliskan kata "bulan", maka yang dimaksud adalah satelit alami sebuah planet (termasuk bulan kita) seperti yang didefinisikan oleh IAU. Dan  selanjutnya kita akan menyebut obyek hipotetis bulan nya bulan sebagai sub-bulan.

Tampaknya memang masuk akal jika kita lihat dari obyek yang lebih besar seperti Matahari. Matahari kita mengorbit pusat galaksi bimasakti, dan karenanya dapat kita sebut satelit dari pusat galaksi, demikian juga bumi yang mengitari matahari, sehingga dapat kita sebut bumi adalah satelit matahari. Sama halnya dengan bulan yang mengorbit bumi yang kita sebut satelit bumi. Tidak bisakah hal seperti itu melangkah lebih jauh lagi, yaitu bulan diorbit oleh sebuah obyek lain?

Bulan, seperti semua benda lainnya, menghasilkan gravitasi sendiri. Gravitasi itulah yang memungkinkan kita untuk mendarat di bulan dan meletakkan segala sesuatu seperti satelit /probe ke orbit di sekitarnya.

Jadi satelit buatan kita bisa mengorbit bulan, bukankah hal itu membuktikan bahwa sub-bulan adalah mungkin? Sekali lagi, tidak persis begitu. Sampai sekarang ada 174 bulan yang telah dikenal dalam tata surya kita yang mengorbit delapan planet besar, dan tak satu pun dari mereka memiliki sub-bulan mereka sendiri. Pernah ada sebuah hipotesis bahwa bulan nya Saturnus, Rhea, mungkin memiliki sistem cincin sendiri, tetapi klaim tersebut telah buktikan salah. Seandainya itu benar, maka cincin Rhea akan menjadi hal yang paling mendekati bukti adanya sub-bulan dalam tata surya kita.

 Ilustrasi Rhea dengan cincin hipotetisnya. Namun keberadaan cincin ini ternyata tidak ada

Oleh karena itu, jika memang mungkin bahwa bulan memiliki sub-bulan, lalu mengapa begitu banyak bulan di tata surya kita, tak satupun yang memiliki sub-bulan? Percaya atau tidak, alasannya adalah karena usia dari tata surya kita.

Semua obyek angkasa memiliki sesuatu yang disebut Lingkup Bukit (Hill Sphere), yang merupakan daerah sekitar obyek (misalnya, Bumi) di mana gravitasinya lebih kuat daripada objek yang mengorbit di sekitarnya. Untuk mengorbit bumi, bulan harus memiliki orbit di dalam lingkup bukit dari bumi, karena jika berada diluar lingkup bukit bumi, maka bulan akan mengorbit matahari. Demikian juga dengan sebuah sub-bulan, orbitnya harus berada dalam lingkup bukit bulan, karena  jika berada diluar lingkup bukit bulan, maka dia akan mengorbit bumi.

Sebuah plot kontur (2 dimensi) potensial efektif dari sistem dua benda akibat gravitasi dan inersia pada satu titik waktu. Hill Sphere atau Lingkup Bukit adalah daerah lingkaran disekitar dua massa besar diatas. Tentu jika dalam 3 dimensi akan berupa bola.

Masalahnya adalah bahwa semakin kecil sebuah objek, maka akan semakin kecil pula lingkup bukit obyek tersebut. Dan semakin kecil lingkup bukit dimana sebuah obyek mengorbit, maka semakin tidak stabil obyek tersebut mengorbit.

Sebagai contoh, Akan butuh obyek yang sangat sangat besar untuk menarik matahari kita keluar dari orbitnya, tapi untuk menarik Bumi keluar dari orbit hanya akan membutuhkan sebuah bintang lain didekatkan dengan sistem tata surya kita. Pada tingkat sub-bulan, sebuah orbit akan sangat tidak stabil untuk objek langit. Dalam kasus sistem Bumi-Bulan, ada gaya pasang (tidal force) antara bulan dan bumi, yang menyebabkan bulan terkunci secara gravitasi dengan Bumi. Jika kita menggabungkan semua faktor ini, maka jika ada sebuah sub-bulan, maka sub-bulan tersebut tidak akan bertahan 'lama' mengorbit bulan (tentu tidak lama dalam skala waktu kosmologis). Sebuah sub-moon mungkin hanya akan bertahan ribuan tahun (lamanya tergantung pada banyak faktor yang berbeda-beda), tetapi sebagian besar bulan di tata surya kita, jika tidak semua, pernah memiliki sub-bulan di saat awal setelah tata surya terbentuk. Jadi sub-bulan tidak cukup bertahan lama untuk di lihat manusia yang baru ada setelah tata surya berumur sekitar 5 miliar tahun.

Jadi sebuah sub-bulan alami bukan tidak mungkin, tetapi untuk memilikinya, kita memerlukan keadaan/situasi yang sangat khusus, yang sayangnya kita tidak memilikinya.

Namun demikian, tetaplah semangat! Dalam beberapa tahun ke depan impian kita mengenai bulan kita memiliki sub-bulan mungkin menjadi kenyataan. NASA berencana untuk menangkap asteroid dan menanamnya ke lingkup bukit bulan kita. Tetapi asteroid tersebut lebarnya hanya sekitar tujuh atau delapan meter, jadi jangan terlalu berharap untuk dapat melihat sub-bulan tersebut dengan mata telanjang ... ^_^





Baca Juga:






Sumber