Tuesday, April 8, 2014

Fungsi Astronomi dari Petra Terungkap

Bangsa Nabath atau Nabatean adalah sekelompok bangsa Arab kuno yang menetap di kawasan yang sangat luas, mulai dari Madain Shaleh di Madinah, sampai kawasan Petra di Jordan dan Damsyik di Syiria. Namun rumah-rumah batu yang lebih menonjol dan saat ini dijadikan kawasan wisata adalah Petra di Jordan.


Ad Deir, Petra
Bangsa Nabath adalah cikal bakal kaum Nabi Shaleh, yakni Tsamud. Kaum yang dianugrahi kemahiran dalam memahat dan mengukir bebatuan keras untuk dijadikan rumah dan istana-istana raksasa serta makam.

Bangsa Nabath dikatakan sebagai suku yang misterius dan sebagian besar sejarahwan menyebut mereka termasuk ke dalam golongan bangsa Arab kuno. Kaum Nabath ini adalah kaum penyembah berhala dan mereka menyembah Dewi Latta, Uzza dan Manata.

3 Dewi bangsa Arab Pra Islam. Dari Kiri ke Kanan: Al Uzza, Al Lata dan Manata
Yang saat ini baru diketahui oleh ilmuwan adalah bahwa bangunan-bangunan bangsa nabatean di Petra  juga berfungsi sebagai 'kalender'.

"Bangunan-bangunan Nabatean di Petra adalah laboratorium yang luar biasa di mana fitur lanskap dan peristiwa matahari, bulan dan bintang-bintang lainnya berinteraksi", kata Juan Antonio Belmonte, peneliti dari IAC dan koordinator penelitian.

Orientasi astronomi adalah bagian dari rencana rumit dari pembangunan, dan mungkin suatu tanda sifat astral agama mereka, yang menunjukkan "hierophanies" luar biasa atau demonstrasi suci pada monumen yang berhubungan dengan waktu pemujaan dan penyembahan.

Salah satu contoh yang paling jelas terlihat dalam Kuil Ad Deir, di Petra.

Selama solstice musim dingin, cahaya matahari terbenam masuk melalui pintu gerbang monumen menerangi altar suci dewa.


Efeknya yang spektakuler ini hanya akan teramati selama beberapa hari paling dekat dengan titik balik matahari ini, kata Profesor Belmonte.

Seperti yang terlihat dari altar itu sendiri, terbenamnya matahari juga memproyeksikan bentuk kepala singa, hewan dari dewi bangsa Nabatea, Al Uzza.

Dewi Al Uzza adalah salah satu dewi bangsa Nabatean dan arab sebelum Islam

Perhitungan matematis juga mengungkapkan rencana astronomis pada Makam Urn. Gerbang utamanya diposisikan untuk sejajar dengan matahari terbenam saat equinox, ketika siang hari sama panjang dengan malam hari. Sedangkan sinar matahari selama solstice musim panas dan musim dingin langsung menyinari dua sudut interior bangunan.

Makam Urn
"Tiga keselarasan (alignment) yang menakjubkan dalam bangunan makam, ditambah dengan fitur yang signifikan di cakrawala jauh hampir tidak dapat dianggap berasal dari sebuah kebetulan," kata Profesor Belmonte.

"Kami menganggap bahwa itu adalah usaha yang terencana untuk membangun aula Makam Urn menjadi sejenis perangkat waktu".



Bangsa Arab sebelum Islam datang, menganggap tiga dewi bangsa Nabatean ini, yang sangat populer di Mekkah waktu itu, yaitu Latta, Uzza dan Manata sebagai puteri-puteri Tuhan.

Oleh karena itu, dalam Al Quran, ketiga dewi bangsa arab ini juga disinggung dalam surat An-Najm Ayat 19-23

Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al Lata dan al Uzza, dan Manata yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah). Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.


Maha Benar Allah


Baca Juga: