Sebagai spesies ubur-ubur, mereka telah ada untuk waktu yang sangat lama. Mereka muncul di lautan sekitar 650 juta tahun lalu, sebelum dinosaurus. Mereka masih mengisi lautan kita hari ini dalam beerbagai ukuran dan bentuk. Ubur-ubur adalah makhluk yang luar biasa - cukup menakjubkan bahwa mereka adalah makhluk hidup, mengingat tubuh mereka terdiri dari 95% air, mereka tidak memiliki tulang atau tulang rawan, tidak ada jantung atau darah, dan tidak ada otak!. Mereka adalah salah satu bentuk kehidupan bumi yang sederhana dan lebih primitif. Ubur-ubur Lion's Mane (Surai Singa) terbesar yang diketahui adalah yang ditemukan tewas, terdampar di pantai. Diameter 'payung'nya lebih dari tujuh kaki (2 meter) dan panjang tentakelnya lebih dari 120 kaki. Ini bahkan lebih panjang dari paus biru.
Alam adalah ayat-ayatNYA yang mungkin bukan tertulis, namun indah terlukis oleh 'pena' Sang Pencipta
Alam adalah ayat-ayatNYA yang mungkin tidak tersurat, namun indah tergurat oleh Qalam Sang Maha Agung
Alam adalah ayat-ayat dari sang Maha Guru untuk 'murid-murid'NYA yang mau membaca .........
Thursday, May 21, 2015
Fenomena Hujan Laba-Laba di Australia
Sementara hujan kucing dan anjing hanya metafora, hujan laba-laba adalah realitas di Australia. Hujan arakhnida terbaru berlangsung pekan lalu di sebuah kota yang disebut Goulburn, di New South Wales, sekitar 195 km selatan-barat dari Sydney, di mana jutaan laba-laba kecil turun dari langit dan menyelimuti pedesaan dengan jaring mereka. Berbeda dengan hujan katak dan hujan ikan yang jarang dan belum sepenuhnya dipahami, hujan arakhnida adalah fenomena yang didokumentasikan dengan baik dan disebut "ballooning" (pembalonan) yang digunakan oleh laba-laba dan beberapa invertebrata lainnya untuk bermigrasi dari satu tempat ke tempat yang lain.
Misteri Puma Punku
Puma Punku adalah nama dari sebuah kompleks candi besar yang terletak di dekat Tiwanaku, di Bolivia, dan merupakan bagian dari sebuah situs arkeologi yang lebih besar dikenal sebagai Tiahuanacu. Asal candi adalah sebuah misteri, namun berdasarkan penanggalan karbon dari bahan organik yang ditemukan di situs, arkeolog percaya kompleks itu mungkin telah dibangun oleh kekaisaran Tiwanaku - salah satu peradaban paling penting sebelum Kekaisaran Inca - yang berkembang antara 300 dan 1000 AD.