Blok-blok batu berbentuk H, semua cocok satu sama lain dengan presisi ekstrim dan cocok satu sama lain seperti balok-balok Lego.
Hal yang paling menarik tentang Puma Punku adalah karya batu batunya. Puma Punku adalah gundukan tanah bertingkat yang awalnya ditutupi dengan blok-blok megalitik, masing-masing seberat puluhan ton. Batu pasir merah dan andesit dipotong sangat halus dan sedemikian rupa sehingga mereka tepat cocok dan saling mengunci dengan sempurna digabungkan satu sama lain tanpa menggunakan mortar (perekat). Kemahiran teknis dan presisi yang ditampilkan dalam blok batu ini sangatlah menakjubkan. Bahkan silet pun tak dapat meluncur di antara bebatuan. Beberapa blok ini dikerjakan dengan hasil sekualitas pengerjaan 'mesin' dan lubang-lubang dibor dengan sempurna. Hal ini seharusnya telah dicapai oleh peradaban sangat maju, bukan peradaban yang tidak memiliki sistem tulisan dan tidak tahu tentang keberadaan roda seperti kekaisaran tiwanaku. Disinilah letak kemisteriusannya.
Batu-batu tersebut berukuran sangat besar. Yang terbesar dari blok-blok batu ini memiliki panjang 25,6 kaki, lebar 17 kaki dan tebal 3,5 kaki, dan diperkirakan beratnya mencapai 131 metrik ton. Karena ukuran mereka, metode pengangkutan mereka ke Puma Punku telah menjadi topik menarik lainnya sejak penemuan candi itu. Analisis kimia mengungkapkan blok-blok batu pasir merah diangkut melalui lereng curam dari sebuah tambang di dekat Danau Titicaca sekitar 10 kilometer jauhnya. Blok batu andesit yang lebih kecil yang digunakan untuk sisi batu dan ukiran berasal dari tambang di Semenanjung Copacabana sekitar 90 kilometer jauhnya dari Danau Titicaca.
Berdasarkan bukti-bukti tidak langsung, dapat dikatakan bahwa Puma Punku mungkin tidak dibangun oleh Tiwanaku, tetapi oleh peradaban yang lebih maju. Mungkin hasil carbon datingnya salah karena kontaminasi sampel, atau Puma Punku dibangun oleh peradaban lain yang datang dari seberang lautan, membangun kompleks dan kemudian ditinggalkan. Beberapa orang bahkan percaya bahwa Puma Punku tidak mungkin dibangun tanpa bantuan dari makhluk asing.
Kompleks ini sekarang telah menjadi reruntuhan, dengan blok-blok besar granit tergeletak di atas satu sama lain. Situs ini tampaknya telah hancur oleh gempa bumi, yang mungkin disertai gelombang pasang dari Danau Titicaca.
Blok ini cukup banyak mendapatkan perhatian, karena ada alur sempurna dengan lubang-lubang identik berjarak sama yang dibor sangat presisi disepanjang alur.
Plataforma Lítica, atau platform batu di sisi timur memiliki blok terbesar, terberat 131 ton terbuat dari batu pasir merah yang diangkut sejauh 10 km dari tambangnya.
Rekonstruksi dari Puma Punku.
Gambar satelit dari Puma Punku
Baca Juga:
Source: