Bono merupakan nama yang diberikan oleh masyarakat Teluk Meranti kepada gelombang yang terkategori Tidal Bore, yaitu fenomena hidrodinamika yang terkait dengan pergerakan massa air dimana gelombang pasang menjalar menuju ke hulu dengan kekuatan yang bersifat merusak.
Ombak bono atau gelombang bono (bono wave) terjadi ketika saat terjadinya pasang (pasang naik) yang terjadi di laut memasuki Sungai Kampar. Kecepatan air Sungai Kampar menuju arah laut berbenturan dengan arus air laut yang memasuki Sungai Kampar. Benturan kedua arus itulah yang menyebabkan gelombang atau ombak tersebut. Bono akan terjadi hanya ketika air laut pasang. Dan akan menjadi lebih besar lagi jika pada saat air laut mengalami pasang besar (bulan besar) diiringi hujan deras di hulu Sungai Kampar. Derasnya arus sungai akibat hujan akan berbenturan dengan derasnya pasang air laut yang masuk ke Kuala Kampar.
Awal akan terjadinya ombak bono diawali dengan bunyi gemuruh air. Bunyi gemuruh ini semakin lama akan semakin keras diiringi dengan besarnya gelombang bono. Kecepatan gelombang bono mencapai 40 km/jam. Tinggi gelombang bono tersebut mencapai 6 meter. Bahkan gelombang bono mampu menyebabkan banjir beberapa saat. Biasanya perkampungan di sekitar tepi Sungai kampar akan digenangi air lebih kurang 1 jam dan ketinggian air menggenangi kampung tersebut mencapai tinggi lutut orang dewasa.
LEGENDA BONO
Bono sendiri menurut legendanya adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Masyarakat setempat menyebutnya dengan anjing laut. Masyarakatpun sampai saat ini masih mempercayainya. Dipercaya dulu jumlahnya ada tujuh ekor, namun tentara Belanda yang tidak percaya akan hal itu, mencoba menembak dan ternyata memang benar, satu ekor mati sementara tentara Belanda itu pun ikut mati.
Cerita lain yang berkembang adalah Bono yang ada di sungai Kampar merupakan Bono jantan sedangkan Bono yang berada di Sungai Rokan merupakan Bono betina. Pada musim 'pasang mati', Bono jantan menemui Bono betina untuk mengajaknya bermain di selat Malaka. Jika bulan mulai membesar mereka masing-masing kembali ke tempat asalnya, Bono jantan mudik ke sungai Kampar dan Bono betina mudik ke sungai Rokan. Semakin sempurna bulan di langit semakin kedua Bono bergembira untuk berpacu dengan dahsyat menuju asalnya sehingga semakin menderu dan bergemuruh sampai ke tempat masing-masing.
Menurut masarakat, selain di Sungai Kampar, bono juga ada di Sungai Rokan, hanya saja Bono di Sungai Rokan itu adalah betina, sementara yang di Sungai Kampar ini jantan sehingga ketinggian gelombang Bono yang terjadipun cukup tinggi. Awal mulai munculnya Bono ini terjadi di sekitar Pulau Muda, dorongan arus air dari Hulu menuju ke hilir disambut dengan air pasang dari laut yang hendak menuju ke aliran sungai, pertemuan kedua arus inilah yang menimbulkan gelombang yang cukup dahsyat dan sampai saat ini dikenal dengan bono.
Tujuan Wisata
Dulu, ombak bono atau gelombang Sungai Kampar sebagai sosok yang menakutkan, tetapi kini justru menjadi wisata andalan bagi Pelalawan dan juga Provinsi Riau. Bono biasanya terjadi pada setiap tanggal 10-20 bulan Melayu atau tahun Arab yang biasa disebut penduduk sebagai “bulan besar” atau bulan purnama. Biasanya gelombang bono atau ombak bono yang besar terjadi pada tanggal 13-16 hari bulan.
Gelombang yang terjadi biasanya akan berwarna putih dan coklat mengikut warna air Kuala Kampar. Selain itu, bono juga terjadi pada setiap bulan mati yaitu akhir bulan dan awal bulan (tanggal 1) penanggalan Arab. Lokasi ombak bono atau gelombang bono Sungai Kampar dapat kita jumpai di Sungai Kampar Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan.
Ada beberapa titik yang biasa digunakan masyarakat sekitar untuk melihat ombak bono salah satunya adalah Tanjung Bebayang atau Tanjung Bayang-Bayang. Di Tanjung Bebayang ini Pemerintah Kabupaten Pelalawan telah menyediakan sebuah pondok untuk masyarakat yang ingin menikmati gelombang bono. Konon, katanya, di Tanjung Bebayang ini terdapat sebuah istana yang megah dan cantik, namun istana ini tidak dapat dilihat dengan kasat mata, istana ini merupakan istana makhluk halus yang dikenal dengan nama Bunian.
Sumber
Alam adalah ayat-ayatNYA yang mungkin bukan tertulis, namun indah terlukis oleh 'pena' Sang Pencipta
Alam adalah ayat-ayatNYA yang mungkin tidak tersurat, namun indah tergurat oleh Qalam Sang Maha Agung
Alam adalah ayat-ayat dari sang Maha Guru untuk 'murid-murid'NYA yang mau membaca .........
Friday, February 17, 2017
Popular Posts
-
Aqueducts (kadang-kadang disebut jembatan air) yang dapat dilayari adalah struktur jembatan yang membawa kanal perairan yang dapat dilayari ...
-
Lomatia tasmanica, umumnya dikenal sebagai King's lomatia atau King's Holly, adalah tanaman yang tidak biasa. Ia menghasilkan bunga,...
-
Kepulauan Diomede adalah sepasang pulau berbatu yang terletak di tengah-tengah Selat Bering antara daratan Alaska dan Siberia. Meskipun kedu...
-
Krishna's Butterball atau bola mentega kresna adalah sebuah batu raksasa yang saat ini menjadi tujuan wisata di Mahabalipuram, sebuah ko...
-
Postingan kali ini berusaha menjelaskan beda antara Punden Berundak, Step Piramid dan True Piramid. Nenek moyang bangsa Indonesia lebih meng...
-
Apa bedanya antara badai Topan (Typhoon), badai Siklon (Cyclone), dan badai Hurricane? Sebenarnya ketiganya adalah fenomena cuaca yang sama....
-
Ada gemuruh guntur di awan gelap yang berkumpul dilangit dan mulai berputar perlahan dalam keanehan yang menakjubkan. Jika ini adalah adegan...
-
Pada pertengahan 1800-an, beberapa peternak di Sioux County, di negara bagian Nebraska, AS, mulai menemukan struktur spiral aneh yang menger...
-
Bukit Pasir raksasa Pyla, terletak 60 km dari Bordeaux di daerah Arcachon Bay, Perancis, dan menjadi bukit pasir tertinggi di Eropa. Juga di...
-
Berikut adalah beberapa penampakan benda terbang tak dikenal yang tercatat dalam sejarah kerajaan Romawi. Gambar-gambar hanya ilustrasi