Friday, February 3, 2012

Suku Pohon; Korowai & Kombai di Papua

Pada tahun 1995, George Steinmetz, seorang fotografer pemenang penghargaan mendokumentasikan suku orang-orang yang tinggal di pohon di Irian Jaya. Mereka sebelumnya tidak pernah berinteraksi dengan orang asing dan mereka tidak mengenal bahasa mereka hanya memakai bahasa suku saja.


Ini adalah rumah yang berada di atas pohon. Korowai Papua Barat
Ini adalah gambar yang indah menakjubkan dari suku Kombai dan Korowai yang tinggal di rumah pohon yang berdiri tegak diatas rumah tersebut telah dipahat dari hasil hutan yang ada di sekitar.

ini adalah pemandangan anak sungai dari Sungai Korowai memasuki Sungai Eilande

Rumah pohon Korowai di malam hari.
Suku Korowai dan Kombai tinggal di wilayah Indonesia dan sudah pasti mereka juga penduduk Indonesia. Namun sangat jarang ditemukan literatur mengenai mereka dalam bahasa Indonesia. Justru banyak peneliti asing yang mengunjungi mereka dan mempelajari kehidupan suku mereka yang unik.

Sowayen mencari sarang semut untuk menangkap ikan di Papua Barat Indonesia

Sowayen turun dari pohon setelah mengambil sarang semut
Korowai adalah salah satu suku di Irian yang tidak memakai koteka. Kaum lelaki suku ini memasuk-paksa-kan penis mereka ke dalam kantong jakar (scrotum) dan pada ujungnya mereka balut ketat dengan sejenis daun. Sementara kaum perempuan hanya memakai rok pendek terbuat dari daun sagu. Sagu adalah makan utama mereka. Sedangkan pria Suku Kombai menggunakan ‘koteka’ dari paruh burung besar. Senjata mereka adalah panah yang matanya terbuat dari tulang.

mencari larva kumbang pohon sagu, makanan favorit mereka.

Wanita Korowai sedang mengolah bubuk sagu di pelepah untuk dijadikan makanan pokok bertepung alias sagu dan ini sering dilakukan mengingat di papua tidak ada sawah dan tidak mengenal beras

Seorang wanita membawa anjingnya ke rumahnya yg berada diatas pohon

Menyiapkan pesta sagu untuk menyambut wisatawan yang mengunjungi daerah Korowai.


Suku Kombai baru ditemukan sekitar 20 tahun yang lalu, di hutan lebat Papua. Gaya hidup suku tersebut - dijuluki 'jaman batu' - karena tidak berubah selama 15.000 tahun.

Diperkirakan ada sekitar 4.000 orang Kombai. Mereka tersebar di 250 klan kecil, masing-masing berbicara dengan bahasa yang berbeda.

Orang Kombai umumnya curiga terhadap orang luar, dan hanya sedikit yang menunjukkan minat kepada misionaris yang membuat kontak dengan mereka. Menurut laporan, hanya satu orang yang masuk Kristen sejak tahun 1982.

Kepala suku Kombai berdiri di depan rumah2 suku mereka
Mereka hidup sangat bersahaja di dunianya. Entah mereka mengenal tidak siapa presiden mereka. Apa yang dilakukan capres-capres dengan segunung janji dalam kampanye mereka sekarang ini. Siapa Manohara. Apa isi email Prita. Siapa Michael Jackson. Mungkin mereka bahkan tidak perlu tahu. Di sini waktu seperti terhenti.

__________________________________________________________________________________________________

Mengapa orang barat yang menemukan/mengenalkan mereka kepada dunia? Kemana para antropolog antropolog indonesia? Apakah tidak ada dana dari pemerintah?