Fenomena ini dikenal sebagai 'Inversi Suhu'. Inversi suhu biasanya terjadi pada musim dingin ketika ada malam-malam panjang, dan seperti namanya, inversi terjadi ketika lapisan udara dingin terjebak di bawah udara yang lebih hangat, menurut National Weather Service (NWS). Ini adalah kebalikan dari pola yang biasa, dengan suhu umumnya menurun dengan meningkatnya ketinggian.
Setelah matahari terbenam, tanah kehilangan panas dengan sangat cepat, dan ini mendinginkan udara yang bersentuhan dengan tanah. Namun, karena udara adalah konduktor panas yang sangat buruk, udara yang berada di atas udara permukaan tetap hangat. Kondisi yang mendukung pengembangan inversi permukaan yang kuat adalah angin yang tenang, langit cerah, dan malam-malam yang panjang yang persis dengan apa yang terjadi di Grand Canyon saat itu.
Angin Tenang mencegah udara hangat di atas udara permukaan bercampur, dan langit cerah meningkatkan tingkat pendinginan di permukaan bumi. Malam yang panjang memungkinkan untuk pendinginan tanah dengan jangka waktu yang lama, mengakibatkan penurunan suhu lebih besar di permukaan tanah.
Jika kelembaban terjebak dalam lapisan ini, ia dapat membentuk kabut, seperti yang terjadi dalam kasus ini. Seorang ranger di grand canyon, Erin Whittaker, memberitahu Daily Mail bahwa inversi suhu dapat terjadi sekali atau dua kali setahun, tetapi mereka biasanya terjadi hanya di wilayah tertentu dari Canyon. Sedangkan inversi suhu yang menyebabkan seluruh canyon terselimuti oleh kabut, hanya terjadi sekali setiap dekade atau lebih.
Grand Canyon menjadi taman nasional pada tahun 1919, dan pengunjung dapat menikmati sejarah miliaran tahun yang terselip di warna-warni bebatuan.
Baca Juga:
Source: Dailymail.co.uk