Wednesday, September 18, 2013

Arsitektur Islam & Interior-Interior Masjid yang Memukau

Datang kepada suatu bangsa yg tidak mengenal seni bangunan, akhirnya Islam mengenalkan dan menyatukan bangsa tersebut dengan bangsa-bangsa lainnya dan terjadilah Assimilasi Ilmu Pengetahuan dan Seni termasuk Seni Arsitektur.

Postingan ini menyajikan sejarah perkembangan arsitektur Islam dan beberapa Interior-interior masjid yang indah di dunia.


Interior Masjidil Haram Mekkah
Arsitektur Islam berkembang sangat luas baik itu di bangunan sekular maupun di bangunan keagamaan yang keduanya terus berkembang sampai saat ini. Arsitektur juga telah turut membantu membentuk peradaban Islam yang kaya. Bangunan-bangunan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur Islam adalah mesjid, istana dan benteng yang kesemuanya memiliki pengaruh yang sangat luas ke bangunan lainnya, yang kurang signifikan, seperti misalnya bak pemandian umum, air mancur dan bangunan domestik lainnya.

Interior Masjid Nabawi

SENI DAN KAIDAH
Arsitektur Islam adalah sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari aspek fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah Nabi, Keluarga Nabi, Sahabat, para Ulama maupun cendikiawan muslim. Aspek Fisik adalah sesuatu yang nampak secara jelas oleh panca indera. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasad yang memiliki bentuk dan langgam budaya islam dan dapat dilihat secara jelas melalui beberapa budaya, seperti budaya arab, cordoba, persia sampai peninggalan wali songo. Bentuk fisik yang biasa diterapkan dalam sebuah bangunan sepetri penggunaan kubah, ornamen kaligrafi, dan sebagainya. Aspek Metafisik adalah sesuatu yang tidak tampak panca indera tapi dapat dirasakan hasilnya. Hal ini lebih kepada efek atau dampak dari hasil desain arsitektur islam tersebut, seperti bagaimana membuat penghuni/ pengguna bangunan lebih nyaman dan aman ketika berada didalam bangunan sehingga menjadikan penghuni merasa bersyukur. Contoh lain hasil desain ruang-ruan dalam sebuah rumah, bisa menjadikan komunikasi orangtua dan anak lebih dekat, sehingga membuat mereka rajin beribadah.

Kaidah Arsitektur Islam
1) Didalam dan luar bangunan tidak terdapat gambar/ornamen yang makhluk hidup yang utuh
2) Didalam dan luar bangunan terdapat ornamen yang mengingatkan kepada yang Maha Indah, yaitu Allah SWT.
3) Hasil Desain bangunan tidak ditujukan untuk pamer dan kesombongan.
4) Pengaturan ruang-ruang ditujukan untuk mendukung menjaga ahlak dan prilaku.
5) Posisi toilet tidak dibolehkan menghadap atau membelakangi kiblat.
6) Keberadaan bangunan tidak merugikan tetangga disekitar
7) Pembangunan sampai berdirinya bangunan seminimal mungkin tidak merusak alam.
8) Menggunakan warna yang mendekatkan kepada Allah, seperti warna-warna alam.

SEJARAH
Pada tahun 630 M, Nabi Muhammad beserta para sahabatnya berhasil menaklukkan Makkah dari kafir Quraish. Pada masa ini bangunan suci Ka'bah mulai didedikasikan untuk kepentingan agama Islam, rekonstruksi Ka'bah telah dilaksanakan sebelum Muhammad menjadi Rasul. Bangunan suci Ka'bah inilah yang menjadi cikal bakal dari arsitektur Islam. Dahulu sebelum Islam, dinding Ka'bah dihiasi oleh beragam gambar dan berhala serta beberapa gambar mahluk. Ajaran yang muncul belakangan, terutama berasal dari Al Qur'an, akhirnya melarang penggunaan simbol-simbol yang menggambarkan makhluk hidup terutama manusia dan binatang. Pada abad ke-7, muslim terus berekspansi dan akhirnya mendapatkan wilayah yang sangat luas. Tiap kali muslim mendapatkan tanah wilayah baru, yang pertama kali mereka pikirkan adalah tempat untuk beribadah, yaitu mesjid. Perkembangan mesjid di saat-saat awal ini sangat sederhana sekali, atau kadang-kadang beberapa bangunan diadaptasikan dari bangunan yang telah ada sebelumnya.

PENGARUH DAN GAYA
Gaya arsitektur Islam yang mencolok baru berkembang setelah kebudayaan muslim memadukannya dengan gaya arsitektur dari Roma, Mesir, Persia dan Byzantium. Contoh awal yang paling populer misalnya Dome of The Rock yang diselesaikan pada tahun 691 di Jerusalem.

Dome of Rock
Gaya arsitek yang mencolok dari bangunan ini misalnya ruang tengah yang luas dan terbuka, bangunan yang melingkar, dan penggunaan pola kaligrafi yang berulang.

Masjid Agung Samarra adalah masjid yang dibangun oleh khalif Bani Abbasiyah, Al-Mutawakkil di kota Samarra, Irak, pada tahun 848 dan konstruksinya selesai tahun 852. Masjid ini dihancurkan tahun 1278 oleh bangsa mongol dibawah Hulagu Khan dan hanya menyisakan dinding luar dan menaranya Malwiya
Mesjid Raya Samarra di Irak, selesai pada tahun 847, bangunan berciri khas dengan adanya minaret.

Juga mesjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki turut memengaruhi corak arsitektur Islam. Ketika Sultan Mehmet II merebut Istanbul dari kekaisaran Byzantium, mereka mengubah sebuah basilika, Hagia Sophia, menjadi mesjid (sekarang museum), yang akhirnya muslim pun mengambil sebagian dari kebudayaan Byzantium kedalam kekayaan peradaban islam, misalnya penggunaan kubah. Hagia Sophia juga menjadi model untuk pembangunan mesjid-mesjid Islam selanjutnya selama kekaisaran ottoman, misalnya mesjid Sulaiman, dan mesjid Rustem Pasha.

Bekas basilika Hagia Sophia yg ditambah 4 menara oleh muslim (kanan atas) dan Masjid Biru yang dibangun atas perintah Sulatan Ahmed I (tengah bawah)
Motif yang mencolok dalam arsitektur Islam hampir selalui mengenai pola yang terus berulang dan berirama, serta struktur yang melingkar. Dalam hal pola ini, geometri fraktal memegang peranan penting sebagai materi pola dalam, terutama, mesjid dan istana. Pemakaian kubah juga sama pentingnya dalam arsitektur islam, pertama kali muncul dalam Dome of The Rock pada tahun 691 dan muncul kembali sekitar abad ke-17.




ARSITEKTUR MOOR
Pembangunan mesjid raya di Cordoba pada tahun 785 menandakan bergeliatnya arsitektur islam di peninsula Iberia dan Afrika Utara. Mesjid dengan gaya Moor sangat mencolok dengan interior lengkungannya yang penuh dekorasi. Arsitektur moor meraih masa puncaknya dengan dibangunnya Alhambra, istana sekaligus benteng di Granada, dengan interior yang memiliki ruangan terbuka yang luas dan memungkinkan udara mengalir secara lancar, dan didominasi dengan pemakaian warna merah, biru dan emas.

MASJID KORDOBA
Mezquita atau Masjid Córdoba ialah sebuah katedral di Spanyol yang dahulu merupakan sebuah masjid. Pada masa kekuasaan Islam di Spanyol Córdoba adalah ibukota Spanyol di bawah pemerintahan dinasti Umayyah. Setelah Reconquista atau Penaklukkan Kembali Spanyol oleh kaum Kristen, gedung ini diubah fungsi menjadi sebuah gereja dengan katedral gotik yang dimasukkan ke tengah gedung berarsitektur Moor ini. Sekarang keseluruhan gedung dipakai sebagai gedung katedral diosese Córdoba di Spanyol.


Masjid Cordoba, pada 15 Desember 1994 ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu tempat peninggalan yang sangat bersejarah dan penting di dunia. Masjid itu pertama kali dibangun oleh Khalifah Muslim Abdurahman I pada tahun 787. Pembangunannya terus dilakukan oleh khalifah-khalifah penerusnya.


Masjid Cordoba memiliki ruangan dalam untuk salat, berbentuk persegi panjang yang dikelilingi oleh lapangan terbuka, seperti model masjid-masjid peninggalan Umayyah dan Abbasiyah yang dibangun di Suriah dan Irak.

Mihrab Masjid Kordoba
 
Lukisan yang dibuat thn 1880 oleh Edwin L Weeks, Yang menggambarkan Masjid Kordoba
Pada saat pemerintahan Umayyah, Cordoba menjadi ibukota Spanyol di bawah pemerintahan khalifah Islam dan dikenal tidak ada tadingannya di Eropa dalam hal kemajuan peradabannya. Cordoba pada saat itu juga dikenal sebagai pusat ilmu pengetahuan, di mana volume kunjungan ke perpustakaannya mencapai 400.000 kunjungan. Sementara perpustakaan-perpustakaan besar di Eropa, volume pengunjungnya jarang mencapai angka seribu.




ARSITEKTUR PERSIA
Persia merupakan kebudayaan yang diketahui melakukan kontak dengan Islam untuk pertama kalinya. Sisi timur dari sungai eufrat dan tigris adalah tempat berdirinya kekaisaran Persia pada sekitar abad ke-7. Karena kedekatannya dengan kekaisaran persia, Islam cenderung bukan saja meminjam budaya dari persia namun juga mengadopsinya. Arsitektur Islam mengadopsi banyak sekali kebudayaan dari Persia, bahkan bisa dikatakan arsitektur islam merupakan evolusi dari arsitektur persia, yang memang sejak kehadiran Islam, kejayaan Persia mulai pudar yang menunggu digantikan oleh kebudayaan lain.

Contoh dari arsitektur persia yang diadopsi oleh islam adalah Iwan. Iwan (Persia: ایوان Eyvan, Arab: إيوان Iwan) adalah ruang persegi atau ruang mihrab yang besar, biasanya berkubah, berdinding di tiga sisi, dengan salah satu ujung sepenuhnya terbuka. Gerbang formal menuju iwan disebut pishtaq, istilah Persia untuk sebuah gerbang dari fasad bangunan, biasanya dihiasi dengan kaligrafi, tegel hias mengkilap, dan desain geometris. Karena definisi memungkinkan untuk beberapa interpretasi , bentuk dan karakteristik keseluruhan dapat sangat bervariasi dalam hal skala, bahan, atau hiasan. Berfungsi yang paling sering dikaitkan dengan arsitektur Islam, namun bentuk diciptakan jauh lebih awal dan sepenuhnya dikembangkan di Mesopotamia, sekitar abad ke ketiga selama periode Persia Parthia.

salah satu contoh dari Iwan
Banyak kota, misalnya Baghdad, dibangun dengan contoh kota lama persia misalnya Firouzabad. Bahkan, sekarang bisa diketahui bahwa dua arsitek yang dipekerjakan oleh Al-Mansur untuk merancang kota pada masa awal adalah warisan dari kekaisaran Persia, yaitu Naubakht, seorang zoroaster persia, dan seorang Yahudi dari Khorasan, Iran yaitu Mashallah. Mesjid gaya persia bisa dilihat dari ciri khasnya yaitu pilar batu bata, taman yang luas dan lengkungan yang disokong beberapa pilar. Di Asia Timur, gaya arsitektur Hindu juga turut memengaruhi namun akhirnya tertekan oleh kebudayaan persia yang ketika itu dalam masa jayanya.


MASJID NASIR AL-MULK
Masjid Nasir al-Mulk (Persia: مسجد نصیر الملك - Masjed-e Naseer ol Molk, Azerbaijan: Nəsirül-Mulk məscidi) adalah masjid tradisional di Shiraz, Iran, yang terletak di Goade-e-Araban (dekat masjid yang lebih terkenal Shah Cheragh).



Masjid ini dibangun Selama era Qajar, dan masih digunakan di bawah pemeliharaan oleh Yayasan Nasir al Mulk. Masjid dibangun atas perintah Mirza Hasan Ali Nasir al Molk, salah satu raja Dinasti Qajar, pada tahun 1876 dan selesai pada tahun 1888. Para desainer adalah Muhammad Hasan-e-Memar dan Muhammad Reza Kashi Paz-e-Shirazi.



Masjid ini menggunakan kaca berwarna di fasad-nya, dan menampilkan unsur tradisional lainnya seperti Panj Kaseh-i (lima cekungan) dalam desain.



MASJID IMAM
Shah Mosque (Masjid Jami Abbasi) yang dikenal sebagai masjid Imam (setelah revolusi Islam 1979 di Iran) adalah sebuah masjid di Isfahan-Iran, berdiri di sisi selatan Naghsh-i Jahan Square. Dibangun selama periode Safavi, diperintahkan oleh Shah Abbas yang pertama.


Ini adalah contoh yang sangat baik dari arsitektur Islam Iran, dan dianggap sebagai salah satu karya Masterpiece Arsitektur Persia. Masjid ini terdaftar, bersama dengan Naghsh-i Jahan Square, sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Pembangunannya dimulai pada tahun 1611, dan kemegahannya terutama karena keindahan ubin mosaik tujuh warna dan prasasti kaligrafi.


Iwan masjid Imam





Masjid ini juga ditampilkan bersama karya arsitektur berharga lainnya di Seluruh Dunia dalam 80 Treasures yang disajikan oleh sejarawan arsitektur Dan Cruickshank.



MASJID SHEIKH LUTFOLLAH
Masjid Sheikh Lutfollah ( Persia : مسجد شیخ لطف الله Masjed-e Sheikh Lotf-ollāh ) adalah salah satu karya arsitektur dari arsitektur Iran Safawi, berdiri di sisi timur Naghsh -i Jahan Square, Isfahan Iran. Dari empat monumen yang mendominasi perimeter Naqsh - e Jahan Square masjid ini adalah yang pertama yang dibangun.


Pembangunan masjid dimulai pada tahun 1603 , dan selesai pada tahun 1618. Dibangun oleh arsitek kepala Syaikh Bahai, selama pemerintahan Shah Abbas I dari dinasti Safawi. Masjid ini juga terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.


Tujuan dari masjid ini adalah untuk menjadi sebuah masjid bagi keluarga kerajaan, tidak seperti masjid Shah diatas, yang dibangun untuk umum. Karena itulah masjid ini tidak memiliki menara dan memiliki ukuran yang lebih kecil . Bahkan, orang biasa dan para pelancong pada masa itu tidak diperkenankan masuk ke dalamnya. Namun tidak sampai seabad kemudian, pintu masjid dibuka untuk umum, orang-orang biasa dan para pelancong pun bisa mengagumi upaya Shah Abbas membuat tempat suci ini bagi keluarganya, dengan bangunan dan desain arsitektur yang jauh lebih unggul daripada Masjid Shah.


Sepanjang sejarah, masjid ini telah disebut dengan nama yang berbeda. Bagi Junabadi itu adalah masjid dengan kubah besar (Masjed - e qubbat - e ' azim), dan masjid kubah ( qubbat Masjed ), sementara sejarawan kontemporer Iskandar Munshi menamakannya masjid besar kesucian dan keindahan. Di sisi lain, wisatawan Eropa, seperti Jean Chardin menyebut masjid dengan menggunakan nama saat ini, dan dari incsrictions Arab di dalam masjid, yang dibuat oleh kaligrafer Baqir Banai, nama Sheikh Lutfallah juga terdapat. Sheikh Lutfallah adalah imam terkenal dan imam istana pertama di Masjid ini.


Salah satu karakteristik unik dari masjid ini adalah merak di pusat kubah . Jika Anda berdiri di dalam dan melihat ke bagian tengah kubah, maka akan terlihat burung merak, yang ekornya adalah sinar matahari yang datang dari lubang di langit-langit sisi-sisi kubah.



MASJID VAKIL
Masjid Vakil (Persia: مسجد وکیل - Masjed-e Vakil) adalah sebuah masjid di Shiraz, Iran selatan, terletak di sebelah barat dari Vakil Bazaar sebelah pintu masuknya. Masjid ini dibangun antara tahun 1751 dan 1773, selama periode Zand, namun dipulihkan kembali di abad ke-19 selama periode Qajar. Vakil berarti bupati, yang merupakan jabatan atau pangkat dari Karim Khan, pendiri Dinasti Zand. Shiraz adalah pusat pemerintahan Karim Khan dan dia banyak mendirikan bangunan-bangunan, termasuk masjid ini.




Masjid vakil meliputi area seluas 8.660 meter persegi. Ia hanya memiliki dua iwan tidak empat seperti biasanya, di sisi utara dan selatan sebuah lapangan besar yang terbuka. Para Berfungsi dan pengadilan yang dihiasi dengan ubin khas Shirazi, tangkai rangi, fitur karakteristik seni dan industri Shiraz selama paruh kedua abad ke-18. Ruang shalat (Shabestan), dengan luas sekitar 2.700 meter persegi, berisi 48 pilar monolitik diukir dalam spiral, masing-masing dengan model daun Acanthus.



MASJID SHAH JAHAN PAKISTAN
Masjid Shah Jahan dibangun pada masa pemerintahan kaisar Mughal Shah Jahan. Terletak di Thatta (100 km / 60 km dari Karachi), provinsi Sindh, Pakistan. Termasuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1993.




Terlihat bahwa seni interior masjid ini dipengaruhi oleh seni interior persia.


Masjid Shahjahani terkenal dengan arsitektur yang indah. Masjid ini dibangun pada tahun 1647 pada masa pemerintahan Raja Mughal Shah Jahan, juga dikenal sebagai Raja Pembangunan. Masjid ini dibangun dengan bata merah dengan ubin berwarna glasir biru mungkin diimpor dari kota lain di Sindh. Masjid ini memiliki 93 kubah dan merupakan masjid dengan kubah terbanyak di dunia. Masjid ini dibangun dengan akustik yang bagus. Seseorang berbicara dalam salah satu ujung kubah dapat didengar di ujung lain. Masjid ini adalah hadiah dari Shahjahan untuk orang Sindh karena keramah-tamahan mereka.




ARSITEKTUR TURKI
BLUE MOSQUE
Masjid Sultan Ahmed (bahasa Turki: Sultanahmet Camii) adalah sebuah masjid di Istanbul, kota terbesar di Turki dan merupakan ibukota Kesultanan Utsmaniyah ( dari 1453 sampai 1923). Masjid ini dikenal dengan juga dengan nama Masjid Biru karena pada masa lalu interiornya berwarna biru.


Masjid ini dibangun antara tahun 1609 dan 1616 atas perintah Sultan Ahmed I, yang kemudian menjadi nama masjid tersebut. Ia dimakamkan di halaman masjid. Masjid ini terletak di kawasan tertua di Istanbul, di mana sebelum 1453 merupakan pusat Konstantinopel, ibukota Kekaisaran Bizantin/Bizantium. Berada di dekat situs kuno Hippodrome, serta berdekatan juga dengan apa yang dulunya bernama Gereja Kristen Kebijaksanaan Suci (Hagia Sophia) yang sekarang diubah fungsinya menjadi museum.

Jaraknya cukup dekat dengan Istana Topkapı, tempat kediaman para Sultan Utsmaniyah sampai tahun 1853 dan tidak jauh dari pantai Bosporus. Dilihat dari laut, kubah dan menaranya mendominasi cakrawala kota Istanbul.


Masjid ini dikenal dengan nama Masjid Biru karena warna cat interiornya didominasi warna biru. Akan tetapi cat biru tersebut bukan merupakan bagian dari dekor asli masjid, maka cat tersebut dihilangkan. Sekarang, interior masjid ini tidak terlihat berwarna biru.


Arsitek Masjid Sultan Ahmed, Sedefhar Mehmet Aga, diberi mandat untuk tidak perlu berhemat biaya dalam penciptaan tempat ibadah umat Islam yang besar dan indah ini. Struktur dasar bangunan ini hampir berbentuk kubus, berukuran 53 kali 51 meter. Seperti halnya di semua masjid, masjid ini diarahkan sedemikian rupa sehingga orang yang melakukan Salat menghadap ke Makkah, dengan mihrab berada di depan.



MASJID YENI VALIDE
Masjid Yeni Valide (bahasa Turki: 'Yeni Valide Cami') adalah sebuah masjid Uthmaniyyah terletak di daerah Eminönü di Istanbul, Turki. Ia terletak di Golden Horn di bagian selatan Jembatan Galata. Bersamaan dengan Jembatan Galata, Masjid Yeni Valide adalah salah satu pemandangan terkenal di Istanbul. Sebuah pancuran indah untuk air wudu berdiri di halaman besar dan pondok Sultan dihiasi dengan jubin mengagumkan İznik.


Pembuatan masjid dimulai pada tahun 1597 dengan Safiye Sultan, istri Uthmaniyyah Sultan Murad III. Ia dimulai oleh arsitek Davut Agha, diteruskan oleh arsitek Dalgıç Ahmed Agha dan disiapkan oleh arsitek Mustafa Agha sewaktu pemerintahan Sultan Mehmed IV pada 1663. Blok-blok batu dikirim dari pulau Rhodes telah digunakan pada pembuatan masjid. Pembuatan masjid memakan waktu selama 66 tahun oleh karena kematian muda Selim III dan Safiye Sultan dan epidemi wabah tersebar luas di Istanbul sewaktu tahun-tahun awal pembuatan.



Kubah Masjid Yeni Valide adalah penggabungan dari Masjid Sultan Ahmed, Masjid Şehzade dan Sedefhar Mehmet Ağa yang menjadi arsitek adalah Sinan. Tetapi ketinggian kubah menyerupai piramid adalah ciri-ciri masjid ini. Kubah kecil mempunyai suatu garis pusat 17.5 m dan suatu ketinggian 36 m. Didirikan dengan 4 kubah.



MASJID SULAIMANIYAH
Masjid Raya Sulaimaniah adalah sebuah Masjid yang terletak di sebuah dataran tinggi di belakang Universitas Istanbul yang merupakan peninggalan abadi Islam di Turki. Masjid ini dibangun oleh Suleiman I. Di Masjid ini pula, Selim I, pendiri Daulat Usmani dikuburkan di dalamnya. Masjid ini mempunyai empat menara. Marmer yang digunakan untuk membangun mesjid ini berasal dari kawasan Marmarah, semenanjung Arab dan Yaman. Masjid ini juga diperindah dengan hiasan berwarna dan tulisan kaligrafi yang merupakan hasil karya Ahmad Qurah dan Hasan Syalabi, kaligrafer terkenal pada masa Daulat Usmani. Dalam komplek mesjid itu dibangun pula perpustakaan yang cukup besar.







MASJID MODERN MASAKINI

Masjid Sheikh Zayed al Nahyan.
Sheikh zayed al nahyan adalah presiden pertama uni emirat arab yang meninggal dunia sekitar tahun 2004 dan di makamkan di sekitar masjid. Masjid sheikh zayed merupakan masjid terbesar ketiga di dunia setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.selain berfungsi sebagai tempat ibadah masjid itu juga menjadi tempat wisata religi. Resmi di buka pada Ramadhan 2007. Awalnya masjid ini terlarang untuk non muslim, namun sejak maret 2008 otoritas kepariwisataan Abu Dhabi membolehkan non muslim mengunjungi masjid ini guna mempromosikan kebudayaan dan pemahaman keagamaan. Selengkapnya klik disini





Jika anda ingin melihat tampak luar dari masjid-masjid yang interiornya disajikan pada postingan ini, maka baca juga postingan sebelumnya antara lain:


Baca Juga:




Sumber: Wikipedia