Tuesday, February 25, 2014

Bekantan

Bekantan (Nasalis Larvatus) adalah endemik belantara pulau Kalimantan, tidak pernah berkeliaran jauh dari sungai-sungai, hutan bakau pesisir, dan rawa-rawa pulau tersebut. Mereka adalah spesies yang sangat arboreal dan akan menjelajah ke tanah hanya sesekali untuk mencari makanan. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok terorganisir yang terdiri dari pejantan dominan dan 2-7 betina dan anak-anak mereka. Berbagai kelompok sering berkumpul di dekat air pada malam hari untuk tidur.



Yang mungkin tampaknya sulit untuk dipercaya adalah, bekantan jantan menggunakan hidung gantung mereka yang besar untuk menarik pasangan. Para ilmuwan berpendapat bahwa organyang  outsize ini menciptakan ruang gema yang menguatkan panggilan monyet, mengesankan bagi betina dan mengintimidasi bagi pejantan saingan.

Bekantan adalah primata perenang paling prolifik di dunia, sering melompat dari dahan pohon dan menghantam air dengan gaya yang lucu. Mereka telah berevolusi hingga kaki dana tangan mereka berselaput untuk membantu mereka berenang cepat melebihi buaya yang adalah salah satu dari beberapa predator utama mereka.


Menajadi salah satu monyet dari beberapa monyet yang terbesar dari Asia, berat jantan bekantan dapat mencapai 23 kilogram, meskipun betinanya mencapai sekitar setengah ukuran jantan. Bekantan dewasa memiliki bulu coklat muda yang menyala merah di sekitar kepala dan bahu dan abu-abu di lengan, kaki, dan ekor. Hanya para pejantan yang memiliki hidung yang mengembang besar seperti belalai hingga mereka diberi nama Proboscis Monkey atau Monyet Belalai.

Bekantan bertahan hidup dengan memakan daun, biji, dan buah-buahan mentah tapi kadang-kadang mengkonsumsi serangga juga. Mereka memiliki bilik perut yang kompleks yang mengandalkan sejumlah bakteri simbiotik untuk pencernaan.

Ya, buah yang dimakan oleh bekantan hanyalah buah mentah. Gula dalam buah-buahan matang dapat memfermentasi dalam perut mereka dan menyebabkan kembung fatal.

Sayangnya, lanskap-lanskap Borneo yang paling terancam adalah rumah bagi primata ini. Ilegal loging merajalela di hutan hujan Kalimantan, dan juga perkebunan kelapa sawit telah menggusur sebagian besar habitat mereka, mem fragmentasikan jangkauan monyet ini yang berarti mereka dipaksa untuk turun dari pohon lebih sering dan sering harus melakukan perjalanan jarak makin jauh untuk menemukan makanan. Predator tanah mereka termasuk jaguar dan beberapa penduduk asli yang menganggap bekantan makanan lezat.


Selama 40 tahun terakhir, populasi bekantan telah menurun drastis. Mereka saat ini dilindungi dari perburuan atau penangkapan di Kalimantan dan terdaftar sebagai spesies yang terancam punah.




Nah, bagi anda penggemar komik Petualangan Tintin, atau pernah membaca komik Tintin yang berjudul "Penerbangan 714" yang setting ceritanya di pulau Kalimantan, tentu tahu adegan menggelikan dari tokoh antagonis Rastapopoulos dan anak buahnya yang bertemu dengan Bekantan ....


Ya, Rastapopoulos memang digambarkan memiliki hidung yang mirip dengan Bekantan ...



Baca Juga:





Source: National Geographic