Friday, March 7, 2014

Video Ular vs Buaya

Menurut mitos, nama kota Surabaya berasal dari kata Sura (Hiu) dan Baya (Buaya). Kedua binatang ini diceritakan berkelahi untuk membuktikan siapa yang lebih unggul. Ya itulah mitos kota Surabaya. Nah, postingan kali ini juga menceritakan perkelahian atau tepatnya pertarungan untuk bertahan hidup seekor buaya, namun bukan dengan hiu, tetapi dengan seekor ular Phyton. Dan ini bukan mitos tapi nyata terjadi!

Insiden di Danau Moondarra, dekat Mount Isa, ditangkap dengan kamera oleh penduduk setempat pada hari Minggu lalu. Ular phyton sepanjang 10 kaki meliliti seekor buaya dan keduanya berjuang di dalam air.

Pertarungan berawal di air

Tiffany Corlis, penulis lokal, melihat pertarungan antara seekor buaya dengan seekor ular dan mengambil foto-foto yang ada dibawah ini, yang telah banyak digunakan oleh media-media Australia. .

"Sungguh menakjubkan, kami melihat pertempuran ular dengan buaya - ular itu bergelung-gelung disekitar tubuh buaya untuk mendapat pegangan yang kuat dan membelit tubuh dan kaki buaya dengan sangat ketat dan erat. Pertarungan dimulai di dalam air - buaya itu berusaha untuk mengeluarkan kepalanya dari air dari air namun ular menahan buaya tersebut melakukannya. Setelah buaya itu mati, ular menyeretnya keluar daratan dan mulai melepaskan belitannya, kemudian ular tersebut mulai menelan buaya dimulai dari kepala buaya" Kata Corlis.

Setelah buaya mati, ular menyeretnya ke tepi

Menurut nona Corlis, ular tersebut membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk menelan seluruh tubuh buaya. Setelah selesai, tubuh ular tersebut menjadi sangat gemuk dan Corlis serta kawannya segera meninggalkan tempat tersebut.

Ular menelan mangsanya dari kepala

"Kami semua meninggalkan tempat tersebut karena kami tidak ingin untuk tetap berada disana setelah ular tersebut menelan buaya!"





Rahang Fleksibel

Saksi lainnya, Alyce Rosenthal, mengatakan kepada media setempat bahwa dua makhluk itu berjuang selama sekitar lima jam. Di akhir pertarungan, keduanya terlihat kelelahan. Ini bukan kejadian yang bisa kita lihat setiap hari," katanya.

Ular phyton membunuh mangsanya dengan memperketat belitannya pada tubuh mangsanya, hingga mangsanya sulit untuk bernafas.

Akhirnya mangsanya tewas tercekik atau menderita gagal jantung, yang memungkinkan python untuk kemudian menelan bulat-bulat mangsanya. Banyak ular memiliki rahang yang fleksibel yang memungkinkan mereka untuk menelan mangsa yang ukurannya berkali-kali lebih besar dari ukuran kepala mereka sendiri.

Sebuah studi yang dilakukan tahun 2012 dan diterbitkan dalam jurnal Royal Society Biology Letters menyarankan bahwa ular bisa merasakan detak jantung korban mereka, dan mengetahui kapan jantung korban mereka berhenti bekerja, sehingga mencegah dari penggunaan lebih banyak energi daripada yang dibutuhkan.

Negara bagian Australia, Queensland, adalah rumah bagi beberapa ular paling berbahaya di dunia, serta buaya air asin.




Baca Juga:





Source