Ada tiga spesies kelelawar yang mengonsumsi darah: kelelawar vampir umum (Desmodus rotundus), kelelawar vampir kaki berbulu (Diphylla ecaudata), dan kelelawar vampir sayap putih (Diaemus youngi). Ketiga spesies semuanya berasal dari selatan benua Amerika, wilayah-wilayah seperti Meksiko, Brasil, Chili, Peru, Argentina dan sekitarnya.
Seperti banyak jenis kelelawar lainnya, kelelawar vampir juga tidur di siang hari dalam kegelapan total, tergantung terbalik di atap gua. Mereka biasanya berkumpul dalam koloni dari sekitar 100 ekor, hingga 1.000 atau ekor lebih. Dalam satu tahun, sebuah koloni yang terdiri dari 100 kelelawar vampire dapat meminum darah 25 ekor sapi.
Selama bagian paling gelap dari malam, kelelawar vampir umum muncul untuk berburu. Binatang ternak seperti sapi dan kuda yang sedang tidur adalah korban mereka pada umumnya, tetapi mereka juga telah diketahui doyan dengan darah manusia. Kelelawar vampire meminum darah korban mereka selama sekitar 30 menit. Mereka tidak menyakiti korban mereka, bahkan korban mereka biasanya tidak terbangun saat digigit dan dihisap darahnya. Namun gigitan mereka dapat menyebabkan infeksi hebat dan penyakit.
Pada tahun 2010 dilaporkan bahwa 500 orang suku Aguajun di desa Urakusa di timur laut Peru, telah menjadi korban penghisapan darah oleh kelelawar vampire yang diperkirakan menyerang manusia akibat deforestasi. Beberapa anak-anak meninggal karena terserang rabies.
Kelelawar vampir menyerang korban mereka dari tanah. Mereka mendarat di dekat mangsanya dan mendekati mangsanya dengan merangkak. Ya, mereka dapat merangkak dengan menekuk sayap mereka, bahkan mereka bisa berlari dengan kecepatan mencapai 1,2 meter per detik!
Kelelawar vampire memiliki sedikit gigi karena karena makanan mereka berbentuk cairan, tetapi gigi-gigi mereka ini setajam silet. Setiap kelelawar memiliki sensor panas pada hidung yang menunjuk ke arah tempat di mana darah hangat mengalir tepat di bawah kulit korbannya. Setelah melakukan gigitan pada korbannya, kelelawar vampir menjilati darah yang mengalir dengan lidahnya. Air liurnya mencegah darah dari pembekuan.
Kerangka kelelawar vampir, menunjukkan gigi seri dan gigi taring yang tajam
Kelelawar vampir bayi belum memakan darah tetapi susu ibu mereka. Mereka melekat erat pada sang ibu, bahkan saat sang ibu terbang. Mereka tidak mengkonsumsi apa-apa kecuali susu selama sekitar tiga bulan.
Baca Juga:
Source: National Geographic