Sunday, May 11, 2014

Mimikri Vokal Burung Drongo

Di antara bukit-bukit pasir merah Gurun Kalahari, kicauan dari burung Drongo berekor cabang (Dicrurus adsimilis) memberikan peringatan bahwa ada predator yang datang mendekat. Burung kicau ini bertindak sebagai pengawas padang gurun - selalu siap siaga untuk memperingatkan sesama makhluk atas bahaya yang datang mendekat ....


Drongo (Dicrurus adsimilis)

Namun itulah  yang burung Drongo inginkan, yaitu semua hewan percaya pada peringatannya. Para ilmuwan mengklaim bahwa burung Afrika ini pada kenyataannya adalah pembohong patologis dalam dunia hewan.

Burung Drongo, sangat umum di Afrika bagian selatan, biasanya mendapatkan makanan dengan cara yang jujur​​, seperti menangkap serangga di udara menggunakan keterampilan udara mereka yang luar biasa.

Tapi di lain waktu, seperti pada pagi hari yang dingin ketika sangat sedikit serangga yang melayang di sekitar, maka burung drongo pun akan bertindak licik, dengan membuat peringatan palsu untuk membuat hewan lain menjatuhkan dan meninggalkan mangsa mereka dan lari ke tempat aman. Ini memberi kesempatan burung drongo untuk mengambil mangsa hewan lain yang ditinggalkan tersebut, dan membawanya ke pohon, dimana ia dengan tenang dapat menikmati hasil penipuannya tersebut.

Tapi kadang-kadang burung drongo terlalu sering menggunakan taktik ini, dan ketika hewan lain tidak bereaksi lagi dengan seruan peringatan palsunya, para peneliti telah menemukan bahwa burung drongo memiliki trik lain, yaitu: Mimikri Vokal!

Burung drongo mampu meniru suara yang dibuat oleh banyak spesies yang berbeda yang menghuni lingkungan gurun nya, antara lain suara dari burung-burung seperti pied babblers, glossy starlings, sociable weavers and pale chanting goshawks, serta mamalia seperti Meerkat.


Para ilmuwan melacak 64 drongo ekor cabang selama rentang waktu hampir 850 jam di Gurun Kalahari di Afrika Selatan dekat perbatasan Botswana untuk mengungkap perilaku yang unik ini. Mereka menemukan bahwa drongo dapat menghasilkan hingga 23 persen dari makanan mereka sehari-hari dengan membuat alarm palsu dan mencuri makanan hewan lain, sasaran penipuan mereka.

Burung drongo berbulu hitam, kecil dengan mata merah, paruh bengkok dan ekor bercabang. Mereka juga sangat agresif dan diketahui tak sungkan menyerang elang dan rajawali, sehingga sepertinya bagi mereka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Burung drongo melaksanakan penipuan yang rumit. Mereka memberikan peringatan dengan suara asli mereka sendiri ketika mereka melihat predator mendekat (pada dasarnya drongo memang berperilaku sebagai semacam penjaga) dan hewan lainnya percaya bahwa sinyal suara dari drongo memang merupakan peringatan akan adanya bahaya nyata.

Tapi burung drongo kadang-kadang juga memberikan peringatan dengan suaranya saat tidak ada bahaya dan hanya untuk menipu hewan lain agar melarikan diri dan meninggalkan makanan/mangsa mereka.

Semua hewan di Kalahari telah mengetahui sinyal-sinyal peringatan dari hewan lain, yang memberikan informasi berharga tentang potensi predator. Informasi berharga ini dengan cepat meluas di mana semua binatang "berbicara" dalam bahasa masing-masing dalam menyebarluaskan informasi peringatan tersebut.

"Karena informasi dari burung drongo tentang adanya predator yang mendekat biasanya dapat diandalkan, maka hewan lainpun selalu merespon peringatannya, dan mereka tidak pernah bisa tahu apakah Drongo tersebut berbohong atau mengatakan yang sebenarnya.

Para ilmuwan melihat bahwa kadang-kadang hewan lain mulai mengabaikan peringatan palsu dari drongo yang dia lakukan berulang.

Tapi kemudian drongo mulai melakukan tipu dayanya yang lain, yaitu meniru suara peringatan yang dibuat oleh hewan lain, sekali lagi tipuan ini membuat hewan yang ditiru suaranya (dalam hal ini meerkat) melarikan diri dan meninggalkan mangsa/makanan mereka.



Dan luarbiasanya, menurut para peneliti, burung drongo dapat meniru lebih dari 50 suara peringatan hewan lain.

Ketika mencuri makanan dari hewan lain, drongo mendapat mangsa/makanan yang lebih besar daripada yang biasanya mereka peroleh dengan menangkapnya sendiri, seperti kalajengking, larva kumbang dan bahkan tokek. Hasil penipuan mereka menyumbang sekitar seperempat dari makanan yang dimakan oleh drongo.

Haduh, ketipu gue! kata meerkat dan kemudian jatuh .... ^_^

Orang bisa berargumen bahwa strategi Drongo untuk menipu dan mencuri makanan dari hewan lain tampaknya sangat tidak terhormat dalam standar manusia. Namun dalam dunia hewan, jika hewan dapat mengembangkan tehnik mencari makanan yang lebih efektif (terhormat atau tidak menurut standar manusia), maka hal tersebut adalah sebuah adaptasi, dan dalam kasus drongo ini adalah adaptasiyang cerdas.

Para peneliti mengklasifikasikan Drongo sebagai 'Kleptoparasite'

Ada banyak contoh mimikri dan penipuan dalam kerajaan hewan. Sekitar 20 persen dari burung kicau meniru panggilan dari burung lain. Namun, drongos adalah satu-satunya burung yang diketahui saat ini yang dapat fleksibel menghasilkan sinyal tertentu yang terbaik untuk menipu hewan lain dan mengubah sinyal tersebut ke sinyal lain ketika sinyal sebelumnya gagal.


Baca Juga:







 Source: Dailymail.co.uk