Monday, April 28, 2014

Tak Ada Ranting, Gantungan Baju Pun Jadi!

Pernahkah anda membaca dongeng fabel yang berjudul "The Crow and The Pitcher"? Aesop menulis dongeng terkenal ini tidak mengarang cerita. Dongeng ini didasarkan pada pengamatan aktual yang dikonfirmasi oleh studi ilmiah baru-baru ini yang menemukan bahwa burung gagak di alam nyata, memang melakukan hal yang sama seperti gagak dalam dongeng saat dihadapkan kepada situasi yang sama.

Inilah dongeng tersebut:

Seekor Gagak yang hampir mati kehausan, tiba di sebuah pitcher (kendi) yang dulunya penuh air; tetapi ketika gagak tersebut memasukkan paruhnya ke dalam mulut pitcher, ia menemukan bahwa hanya sedikit air yang tersisa di dalamnya, dan paruhnya tidak bisa mencapai permukaan air yang ukup jauh di dalam pitcher. Meskipun dia mencoba, dan mencoba lagi untuk mendapatkan air dengan paruhnya, namun tetap gagal dan hampir saja dia putus asa.

Kemudian dia mendapatkan ide, dan ia mengambil kerikil dan menjatuhkannya ke dalam pitcher itu. Lalu ia mengambil kerikil lain dan menjatuhkannya ke dalam pitcher itu. Begitu terus berulang-ulang hingga akhirnya, ia melihat permukaan air sudah dalam jangkauan paruhnya, dan diapun memuaskan dahaganya dan menyelamatkan nyawanya ...
Gagak nyata memang dapat melakukan hal seperti yang ada dalam dongeng diatas, terlihat dalam video ini


Gagak memang makhluk yang sangat cerdas, yang menunjukkan keterampilan kompleks seperti kemampuan untuk memproduksi dan menggunakan alat-alat, mengingat wajah manusia, dan menggunakan pengalaman individu untuk memprediksi, merencanakan dan beradaptasi dengan lingkungan mereka. Beberapa gagak diketahui menekuk kawat hingga menjadi kait untuk memperoleh dan mencapai makanan, membuka walnut yang keras dengan menjatuhkannya ke trotoar dari ketinggian, dan bahkan menghafal jadwal truk sampah sehingga bisa mengambil beberapa potongan lezat. Dan beberapa kecerdasan lainnya yang membuat kita terkejut, seperti yang pernah AMJG postingkan disini dan disini.

Makanan bukan satu-satunya faktor motivasi yang mendorong gagak untuk beradaptasi. Burung gagak juga menunjukkan kecerdasan ketika membangun sarang, menggunakan bahan apa pun yang tersedia untuk membangun sarang mereka. Sebuah sarang yang khas terdiri dari ranting-ranting tumbuhan yang saling terjalin, yang kadang didaur ulang dari sarang lama, dan potongan kabel dari berbagai panjang dan ketebalan, dikumpulkan dari lingkungan sekitarnya, untuk memperkuat struktur sarang. Warga Tokyo telah mengamati bahwa burung gagak di kota telah belajar untuk menggunakan gantungan baju untuk membangun sarangnya.


Di sebuah kota besar, hanya ada sedikit pohon, sehingga bahan-bahan alami yang gagak perlukan untuk membuat sarang mereka menjadi langka. Akibatnya, burung-burung gagak menjadi sering mencuri gantungan-gantungan baju dari orang-orang yang tinggal di apartemen di dekatnya, dan dengan hati-hati menyusunnya menjadi sarang yang rumit. Sarang yang telah selesai hampir terlihat seperti sebuah karya seni.

Sarang-sarang yang dibangun dari gantungan juga ditemukan di kota-kota Jepang lainnya. Di Fukuoka City, gagak-gagak sering membuat sarang di atas saluran listrik selama musim kawin yang dapat menyebabkan pemadaman listrik yang luas karena hubungan arus pendek. Perusahaan listrik di Kyushu sampai membentuk "patroli gagak" yang mencari dan menghancurkan sarang-sarang gagak dari gantungan-gantungan baju pada jaringan listrik mereka.









Baca Juga:






Source

Popular Posts