Pulau Paskah dan kawahnya |
Moai
Walaupun bagian yang sering terlihat hanyalah "kepala", moai sebenarnya mempunyai batang tubuh yang lengkap; namun banyak moai yang telah tertimbun hingga lehernya. Kebanyakan dipahat dari batu di Rano Raraku. Tambang di sana sepertinya telah ditinggalkan dengan tiba-tiba, dengan patung-patung setengah jadi yang ditinggalkan di batu. Teori populer menyatakan bahwa moai tersebut dipahat oleh penduduk Polinesia (Rapanui) pada saat pulau ini kebanyakan berupa pepohonan dan sumber alam masih banyak yang menopang populasi 10.000-15.000 penduduk asli Rapanui. Mayoritas moai masih berdiri tegak ketika Roggeveen datang pada 1722. Kapten James Cook juga melihat banyak moai yang berdiri ketika dia mendarat di pulau pada 1774. Hingga abad ke-19, seluruh patung telah tumbang akibat peperangan
"Rongorongo"
Ada berbagai lembaran (tablet) yang ditemukan di pulau yang berisikan tulisan misterius. Tulisan, yang dikenal dengan Rongorongo, belum dapat diuraikan walaupun berbagai generasi ahli bahasa telah berusaha. Seorang sarjana Hongaria, Wilhelm atau Guillaume de Hevesy, pada 1932 menarik perhatian tentang kesamaan antara beberapa karakter rongorongo Pulau Paskah dan tulisan pra-sejarah Lembah Indus di India, yang menghubungkan lusinan (sedikitnya 40) rongorongo dengan tanda cap dari Mohenjo-daro (Bukti lain dari Ancient Global Civilisation?). Hubungan ini telah diterbitkan kembali di berbagai buku. Arti rongorongo kemungkinan ialah damai-damai, dan tulisannya mungkin mencatat dokumen perjanjian damai, misalnya antara yang bertelinga panjang dan penguasa bertelinga pendek. Namun, penjelasan tersebut masih dalam perdebatan.
Petrogliph di Rano Kau, pulau Paskah |
Penduduk asli pulau paskah ketika ditemukan adalah ras polinesia. penjelajah asal belanda, jacob roggeveen yang mengunjungi pulau tersebut di hari paskah tahunn 1722 (asal nama pulau paskah), mengelompokkan penduduk asli menjadi tiga:
1. berkulit gelap,
2. berkulit merah,
3. berkulit sangat pucat dengan rambut merah.
Tidak begitu jelas, mengapa penduduk pulau kecil dan terpencil di laut pasifik ini berbeda beda warna kulit.
Beberapa Moai ditempatkan pada platform upacara dan penguburan disebut Ahu. Dan dianggap sangat tidak sopan untuk berjalan di Ahu. |
15 Moai menghadap ke arah pulau di Ahu Tongariki dekat Rano Raraku. Para Moai telah digali dan dipulihkan oleh arkeolog Chili Claudio Cristino pada 1990-an. |
Teori-teori memindahkan Moai
1. Berdasarkan kepercayaan penduduk setempat patung-patung itu diangkat dan diberdirikan dengan menggunakan kekuatan gaib yg disebut Mana, yang dikerahkan oleh raja-raja jaman dulu.
2. teori lain melibatkan makhluk luar angkasa. makhluk cerdas dari luar angkasa ini meminta penduduk asli membuat patung yg dibilang lebih mirip robot. pengangkatan menggunakan benda terbang.
3. teori lain lagi adalah dengan menggunakan tali, moai dimiringkan dan diputar menggelinding dengan tahanan tali tersebut. tapi setelah dicoba hasilnya gagal, cuma bisa bergeser dikit aja...
4. teori lainnya adalah menggelindingkan moai di atas bantalan ubi dan kentang. tapi yg lebih dipercaya adalah dengan menggunakan kayu gelinding dan didirikan dengan katrol dari kayu panjang dan batu. tapi metode ini riskan merusak patung.
Diantara teori teori diatas, teori keempatlah yang dipercaya para ahli sejarah saat ini. Penduduk pulau paskah menebang pohon pohon di pulau itu kebanyakan untuk mengangkut Moai Moai yang mereka buat. Lama kelamaan tak satupun pohon di pulau itu tersisa (sampai sekarang tak ada pohong besar dan tua di pulau ini). Hal ini membuat pulau paskah yang dulunya adalah pulau surga, berubah menjadi tandus. Penduduk pulau paskah mulai terserang kelaparan yang akhirnya membuat mereka saling bunuh dan mempraktekkan kanibalisme.
Kawah Osterinsel, Rano Kao |
Kalau benar teori ini, berarti pulau Paskah adalah lambang keserakahan manusia yang berakibat rusaknya ekologi dan pada gilirannya membuat kesengsaraan pada manusia itu sendiri
Moai di dekat jalan setapak |
Di pulau paskah juga ada batu bulat seperti yang ditemukan di Moeraki Boulder new zealand dan berbagai tempat di dunia lainnya. batu ini bernama Ahu Te Pito Kura, "Pusar Dunia", sebuah batu bulat sempurna dianggap pusar dunia oleh Nuians Rapa |
Tetap bersahabat dan bersama sampai akhir |
Moai di Rano Raraku |
Sunset di Tahai Ahu, pulau paskah |
Catatan penulis:
Jadi kisah peradaban di pulau paskah ini bisa saya rangkumkan begini:Pada suatu masa, pulau Easter ini dipenuhi oleh pohon palem. tapi ketika belanda mendarat th 1772, pulau ini sangat gundul dikarenakan penduduknya menggunakan batang2 pohon untuk mengangkut patung2 mereka dari tempat pembuatan patung ke tempat tujuan. ada beberapa patung terletak sampai 16 kilometer dr tempat pembuatannya. ketika semua pohon di pulau ini habis, menyebabkan mereka tidak bisa membuat kapal untuk menangkap ikan. Karena itu kelaparan melanda. Erosi tanah menghantam pulau beberapa kali dan tidak ada kapal untuk melarikan diri. Sekali lagi, peristiwa lenyapnya pohon-pohon ini dipercaya mendahului perang saudara diantara penduduk. Sebuah ukiran kayu kuno menunjukkan adanya ukiran orang-orang kurus kering diatasnya, merujuk kepada peristiwa kelaparan. Peristiwa kelaparan ini mungkin telah membawa penduduk pulau paskah saling memakan temannya. Populasi penduduk pulau itu telah melebihi pertumbuhan sumber-sumber alamnya.
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (QS 30:41)
Wallahualam
Baca Juga: