Jembatan ini dibangun pada tahun 1904 untuk menghubungkan Jabal (Gunung) Al-Emir dengan Jabal Faish untuk memastikan perjalanan yang aman dan pertahanan di lereng terjal. Jembatan itu sendiri berada di dekat puncak kedua gunung. Ratusan wisatawan dari seluruh dunia datang ke Shaharah setiap tahun untuk mengeksplorasi kekayaan budaya kota, dengan jembatan terkenal sebagai titik awal.
Shaharah saat ini adalah sebuah distrik di Provinsi Amran, sekitar 120km utara dari ibukota propinsi. Sebelumnya, Shaharah bagian dari Provinsi Hajjah.
Dua gunung Shaharah, sekarang dikenal sebagai Al-Emir dan Faish, telah memiliki sejumlah nama sepanjang sejarah. Satu nama, Al-Mu'attiq, mungkin berhubungan dengan ketinggiannya yang sulit diakses. Beberapa sumber mengatakan bahwa nama Al-Mu'attiq berasal dari kisah seorang budak yang menjadikan gunung sebagai perlindungan dari tuannya yang tidak mampu mencapai ketinggian.
Gunung ini juga disebut Al-Mashtur karena terbagi dua, dengan celah antara keduanya membentang sepanjang sisi utara di bawah gerbang Nahir, salah satu dari empat gerbang utama kota.
Pangeran Mohammed, yang julukannya Dhi Al-Sharfin, mengejar Sulaihins disini di abad ke-5 H dan mengalahkan mereka dalam pertempuran, menjadikan kota sebagai perisai. Dia membangun 511 rumah dan menyebut dirinya Al-Emir Shaharah.
Shaharah juga dikenal sebagai Faish City karena salah satu gerbang dinamai dari nama penguasa Himyarite, Al-Qil Dhi Faish Al-Himyari.
Shaharah dikenal akan pemandangannya dan sejarahnya yang menarik. Kota ini dibagi menjadi 16 daerah pemukiman tua, masing-masing dengan masjid dan sumur. Di pusat kota, pasar utama sangat mirip Suq Al-Milh di Old Sana'a.
Pemandangan yang paling terkenal adalah jembatan, yang memiliki tujuan defensif. Dibangun oleh Al-Asta Saleh Al-Suaidi 300 meter di atas dasar lembah. Jembatan sepanjang 20 meter ini, dibangun dengan cara tradisional.
Kota ini juga memiliki sejumlah kastil kuno, benteng-benteng dan masjid. The Jamaa Al-Kabir (Masjid Agung), yang di pusat kota bersejarah ini, dianggap unik dari segi arsitektur. Dibangun oleh Imam Al-Qassim, yang meninggal pada 1028 H. Masjid ini masih digunakan sebagai tempat untuk shalat Jumat setiap minggu. Di luar masjid ada tiga kubah, yang adalah makam ulama terkemuka dan penguasa kuno Shaharah.
Di antara kota-kota Yaman, Shaharah terkenal akan nilai budaya karena kontribusinya dalam sastra, puisi, dan sistem peradilan. Salah satu penyair yang paling terkenal berasal dari kota ini, yaitu Zainab Al-Shahariah (1114 H). Shaharah juga menjadi rumah dan pusat pelatihan bagi banyak kaum revolusioner terkenal dan prajurit.
Meskipun di atas gunung, kota shaharah tidak kebal terhadap invasi, sehingga warga yang bijaksana menemukan cara membela diri. Sebuah dinding panjang yang tinggi dibangun di sekitar kota meliputi total panjang sekitar 8 km. Setiap access point memiliki pintu dan sebuah menara penjaga dengan senjata untuk tentara. Dinding memiliki delapan gerbang, empat adalah gerbang utama dan empat lainnya adalah gerbang kecil.
Gerbang utama bernama Bab Al-Nasser, Bab Al-Naher, Bab Al-Silal, dan Bab Al-Shaharah Faish. Pengunjung ke kota harus masuk melalui pintu-pintu ini. Sub-gerbang Bab Al-Haram, Bab Al-Jazir, Bab Al-Suaid, dan Bab Al-Sirueh.
Sebagian besar bangunan tua Shaharah memiliki empat lantai (4 tingkat); Benteng Shaharah memiliki lima puluh kamar, menara di gerbang timur, sebuah masjid dan kolam renang. Pintu gerbang terbuat dari kayu tebal yang kuat. Benteng memiliki lumbung bawah tanah yang diukir di batu gunung, sebuah barak kecil dengan bagian-bagian rahasia, dan kolam digunakan untuk berenang dan irigasi.
Di tempat lain di kota, pengunjung bisa menikmati pemandangan dari sejumlah bangunan terkenal lainnya, semua menampilkan gaya arsitektur khas dari kota yang luar biasa menarik ini.
Baca Juga:
Source