Pagar ini awalnya dibangun pada tahun 1880-an oleh pemerintah negara bagian, untuk menghentikan penyebaran wabah kelinci lintas batas negara bagian. Namun akhirnya usaha ini sia-sia dan pagar ini kemudian rusak tak terawat sampai awal tahun 1900-an ketika pagar ini diperbaiki dalam rangka untuk menjaga dingoes keluar dan melindungi kawanan domba. Pada tahun 1930, di Queensland sendiri panjang pagar ini diperkirakan sekitar 32.000 km dibangun di tempat yang dulunya menjadi pagar kelinci. Pada 1940-an, pagar-pagar bergabung bersama untuk membentuk satu struktur panjang yang kontinyu, yang tercatat sebagai pagar terpanjang di dunia. Sampai tahun 1980, panjang pagar adalah 8.614 kilometer, tapi kemudian sebagian dihilangkan sehingga kini menjadi 5.614 kilometer.
Pagar ini terbukti berhasil menjaga dingo melintas selama bertahun-tahun, meskipun di beberapa tempat dingo masih dapat ditemukan di bagian selatan negara. Pagar ini melintasi batas antar beberapa negara bagian yang berbeda sampai hari ini, dengan perkiraan biaya perawatan sekitar 10 juta dolar per tahun. Beberapa bagian dari pagar diterangi oleh lampu di malam hari yang ditenagai oleh panel surya output tinggi. Bentuk dan tinggi pagar ini bervariasi, tetapi pada umumnya berdiri setinggi 180cm dan terdiri dari kawat-kawat yang dijepit ke tonggak kayu. Ada juga zona eksklusi sekitar 5 meter di kedua sisi yang dibersihkan dari vegetasi dan umumnya digunakan sebagai jalur untuk servis dan perawatan.
Meskipun pagar ini telah membantu mengurangi hilangnya domba karena dimangsa oleh predator dan menyelamatkan jutaan dolar setiap tahun, namun dampaknya terhadap lingkungan hingga sekarang masih hangat diperdebatkan. Pada dasarnya, pagar ini telah menciptakan dua alam semesta ekologi - satu dengan dingo dan satu tanpa dingo, berkontribusi terhadap kematian beberapa hewan asli dan membahayakan lebih banyak lagi hewan asli lainnya. Pengisolasian dingo telah meningkatkan populasi kelinci, kangguru dan emu (sejenis burung unta asli australia), sementara tikus asli, marsupial dan rumput semuanya telah berkurang.
Selain itu, ada juga perdebatan tentang klasifikasi asli dari Dingo. Banyak yang percaya bahwa Dingo bukanlah hewan asli Australia tetapi diperkenalkan sekitar 4000 tahun yang lalu dari Asia Tenggara. Oleh karena itu dingo dianggap sebagai hewan pendatang yang invasif (merusak) seperti kelinci, unta, kerbau dan babi liar. Bahkan, pengelola lahan di sebagian besar Negara Bagian dan Wilayah dipaksa untuk menghancurkan anjing liar, termasuk dingoes, di tanah mereka.
Menurut Dr Mike Letnic, dari University of Sydney, dingo, sebagai predator puncak di Australia, memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam dan diperkenalkannya kembali populasi dingo yang ada dapat meningkatkan keanekaragaman hayati di lebih dari 2 juta kilometer persegi Australia.
Baca Juga:
Source