Gua-gua dari Montecristo dulunya adalah rumah bagi beberapa pendeta yang melarikan diri dari raja kaum Vandal, Genseric pada abad ke 5 Masehi. Para pendeta kemudian memberi nama pulau ini "Mons Christi", yang sekarang menjadi Montecristo. Pada awal abad ke-7, Biara St Mamilian didirikan dan sebuah kapel dibangun di tengah gua di mana orang-orang berlindung. Selama bertahun-tahun, sumbangan dari beberapa keluarga bangsawan membuat biara menjadi besar dan kuat.
Pada tahun 1550-an, bajak laut Turki yang terkenal dengan julukan si Janggut Merah dan penggantinya Dragut, merebut biara di Montecristo dan mendirikan basis mereka sehingga menimbulkan legenda harta karun di pulau ini. Dragut diduga telah mengumpulkan harta yang banyak yang disembunyikan di sebuah gua yang tersembunyi di suatu tempat di pulau ini. Selama berabad-abad banyak yang telah berusaha untuk menemukan harta Dragut, tapi tak seorang pun pernah berhasil. Legenda harta bajak laut inilah yang menginspirasi Alexandre Dumas untuk menulis novelnya "The Count of Monte Cristo".
Dumas tiba di pulau ini pada tahun 1842. Dia langsung jatuh cinta dengan pulau ini. Ia memutuskan untuk menulis The Count of Monte Cristo di mana protagonis Edmond Dantes, menemukan harta karun bajak laut di pulau itu setelah diinformasikan oleh rekannya di penjara, Abbé Faria. Edmond Dantes lolos dari penjara, menemukan harta dan menjadi Count of Montecristo. Dia kemudian membalas dendam pada orang-orang yang menjebaknya sebagai pengkhianat.
Beberapa tahun yang lalu, Montecristo telah dihuni oleh gerombolan tikus hitam yang diyakini tiba di pulau melalui sebuah kapal, dan langsung beranak pinak hingga menjadi ribuan. Karena sulitnya medan, pulau ini kemudian "dibom" dari udara dengan 26 ton pelet racun pada Januari 2012, meskipun ada kekhawatiran yang diajukan oleh kelompok-kelompok lingkungan bahwa spesies asli satwa liar dan perairan sekitarnya mungkin juga akan terpengaruh oleh "bom" itu.
Upaya pemberantasan tikus itu sebagian besar berhasil, dan Montecristo kini kabarnya menjadi pulau bebas tikus terbesar di Mediterania. Pemberantasan tikus di pulau telah membantu memulihkan populasi burung laut Scopoli (Calonectris Diomedea) yang saat itu terancam punah hingga kini meningkat sekitar 90 % . Diharapkan juga bahwa pemberantasan tikus akan memungkinkan rekolonisasi burung laut Strom Petrel (Hydrobates pelagicus), spesies yang tidak pernah terlihat lagi di pulau ini sejak tahun 1960-an.
Monastery at Montecristo
Baca Juga:
Pengerahan Pasukan Terjun Payung Tikus untuk Memerangi Pasukan Ular
Migingo - Pulau Mini yang Diperebutkan 2 Negara
Migingo - Pulau Mini yang Diperebutkan 2 Negara
sumber