Friday, October 31, 2014

Blue Grotto - Gua Biru di Pulau Capri

Blue Grotto (gua biru) adalah gua laut yang terletak di pantai pulau Capri, di Italia selatan, terkenal dengan airnya yang bercahaya biru sehingga membuatnya seperti di dunia lain. Sinar fluorescent berasal dari bukaan besar gua bawah air yang terletak di bawah pintu masuk gua yang digunakan oleh kapal pengunjung, yang menerangi air gua ini dari bawah, seperti lampu neon di dasar kolam.



Dikenal sejak zaman Romawi kuno, gua dengan air yang berwarna biru yang brilian dan intens ini telah menjadi daya tarik pengunjung sejak saat itu.

Blue Grotto panjangnya 60 meter dan lebar 25 meter. Air biru jernih berkedalaman 150 meter dan dasarnya berpasir. Cahaya dalam gua berasal dari dua sumber: satu adalah sebuah lubang kecil di dinding gua, tepatnya di permukaan air, berdiameter sekitar satu setengah meter dan digunakan sebagai pintu masuk gua tersebut. Sumber kedua cahaya adalah lubang bawah air yang lebih besar yang terletak langsung di bawah pintu masuk, yang bertanggung jawab untuk sebagian besar pencahayaan.

Gua dikenal oleh orang Romawi, seperti yang dibuktikan oleh patung-patung antik yang ditemukan di gua. Diperkirakan bahwa gua adalah kolam renang pribadi Kaisar Tiberius, ketika ia memindahkan ibukota Kekaisaran Romawi ke pulau itu di tahun  27 M. Dalam masa Tiberius, gua itu dihiasi dengan beberapa patung dewa Romawi yang kini ditemukan di gua dan diperkirakan mungkin ada lebih banyak lagi yang masih terletak di bagian bawah air. Gua dikenal penduduk setempat dengan nama Gradola, tapi gua dihindari karena dikatakan dihuni oleh penyihir dan monster.


Gua biru dilupakan sampai ditemukan kembali pada tahun 1826, oleh penyair Polandia Agustus Kopisch dan teman Swiss nya, artis Ernest Fries. Kopisch sangat terkesan oleh keindahan gua dan menggambarkannya dalam bukunya "Entdeckung der blauen Grotte auf der Insel Capri". Sejak itu gua biru telah menjadi lambang dari pulau Capri. Dua tahun kemudian, penyair Wilhelm Waiblinger menulis sebuah ode untuk gua biru sebagai penghormatan kepada era Romantisisme dan manusia "return to nature." Gua biru juga kemudian menginspirasi Hans Christian Andersen 1835 untuk menulis Novel, The Improvisor, sebuah buku terlaris abad ke-19 yang memicu aliran tak berujung dari pengunjung ke pulau Capri.









Baca Juga:





Source

Popular Posts