Sarkofagus ini ditemukan pada tahun 1931 dekat Via Tiburtina, di pinggiran timur Roma. Sisi depannya menggambarkan gambaran simbolis pertempuran yang pada dua level. Ukirannya sampai hari ini tetap menjadi sebuah Masterpiece - kontras gelap dan terang yang indah, efek chiaroscuro yang tepat.Dibutuhkan keterampilan yang sangat tinggi untuk membuatnya.
Sarkofagus ini mungkin digunakan dalam pemakaman seorang jenderal Romawi yang erat terlibat dalam kampanye Marcus Aurelius. Dia terlihat di ukiran bagian depan sarkofagus, berperang melawan musuh-musuhnya. Namun wajah dari perwira tinggi yang dimakamkan bersama sarkofagus ini kelihatannya sengaja dibiarkan kosong.
Diperkirakan bahwa wajah itu dibiarkan kosong dengan maksud pematung menciptakan topeng kematian dalam posisi itu. Namun wajah yang dibiarkan kosong ini tetap membingungkan kita dan kita hanya bisa menebak alasan untuk itu. Kita tidak akan pernah tahu apakah ada aib pada sang perwira ini sebelum kematiannya sehingga keluarga atau teman-temannya memutuskan untuk membiarkannya tak bernama dan tak berwajah untuk selamanya.
Tapi jika begitu, mengapa sarkofagus ini begitu mewah? Pembuatan sarkofagus ini tentu sangat mahal. Meskipun tak ada wajah dan nama, namun yang lainnya begitu indah, lengkap dan detail diukirkan (dan dengan demikian reputasinya). Kita dapat melihat pasukannya mengalahkan musuh barbar mereka. Beberapa musuh sudah tergeletak di tanah, yang lainnya tampak memohon ampunan.
Lambang militer yang dapat dilihat di tepi atas sarkofagus memungkinkan kita untuk menebak identitas orang inu. Lambang itu menunjukkan Elang dari Legio IIII Flavia dan Celeng dari Legio I Italicai. Sejarawan yang telah mempelajari sarkofagus ini beerpendapat bahwa ini adalah sarkofagus dari Aulus Iulius Pompilius. Dia adalah seorang pejabat Marcus Aurelius yang mengendalikan dua skuadron kavaleri yang berada di detasemen kedua legiun selama perang melawan Marcomanni (172-175AD).
Apakah ini memang milik Pompilius tidak diketahui dengan pasti. Namun, tanpa diragukan lagi bahwa pertempuran yang digambarkan di sini dimenangkan oleh Roma dan itu mungkin merupakan titik tertinggi dalam karir perwira tinggi yang ada dalam sarkofagus. Kita mengetahuinya dari ukiran sang perwira tinggi yang lebih besar dari ukiran dari orang-orang barbar musuhnya - piala perangnya. Senjata-senjata sang perwira misterius (yang adalah kehormatannya) juga ditampilkan sebagai pemenang.
Marcus Aurelius Antoninus yang memerintah 161-180 Masehi dikenal sebagai salah satu (dan terakhir) dari lima kaisar yang baik. "Alone of the Emperors," tulis sejarawan Herodian, "ia memberi bukti belajarnya bukan dengan kata-kata belaka atau pengetahuan doktrin filosofis tetapi dengan karakter tak bercela dan cara hidupnya." Namun, ia juga melakukan kampanye militer melawan Kekaisaran Parthia, Marcomanni, Quadi, Sarmatians dan Suku-suku Jermanik.
Sarkofagus ini berfungsi sebagai pengingat bagi pengunjung atas keperkasaan, keberanian dan prestasi dari perwira tinggi ini. 1800 tahun kemudian, seni dan keahlian yang indah masih melayani tujuan ini terutama saat sarkofagus ini ditampilkan dengan begitu indahnya di bawah lampu sorot di ruang yang gelap seperti di Palazzo Massimo.
Baca Juga:
Source