Sunday, May 4, 2014

Paus Bungkuk - Paus Biduan

Paus bungkuk atau (Humpback Whales) dikenal karena "nyanyian" ajaib mereka, yang terdengar hingga jarak yang jauh melalui lautan di dunia. Nyanyian ini terdiri dari erangan, lolongan, tangisan, dan suara-suara lain yang cukup kompleks dan sering terus berlangsung selama berjam-jam. Para ilmuwan sedang mempelajari suara ini untuk menguraikan maknanya. Kemungkinan besar Paus Bungkuk bernyanyi untuk berkomunikasi dengan lainnya dan untuk menarik pasangan potensial.



Paus Bungkuk juga dikenal dari sirip dada mereka, yang panjangnya bisa mencapai 4,6 m. Nama ilmiah mereka, Megaptera novaeangliae, berarti "New Englander bersayap besar" karena paus-paus bungkuk yang di New England adalah salah satu yang paling dikenal orang Eropa. Sirip panjang ini memberi mereka kemampuan bermanuver yang tinggi; mereka dapat digunakan untuk memperlambat atau bahkan pergi ke belakang.


Serupa dengan semua paus balin, betina dewasa lebih besar dari jantan dewasa, mencapai panjang hingga 18 meter. Warna tubuh mereka utamanya adalah abu-abu gelap, tetapi tiap individu Paus Bungkuk memiliki warna putih yang bervariasi pada sirip dada, perut serta ekornya. Variasi ini sangat khas sehingga pola pigmentasi pada sisi bawah "flukes" ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu paus, mirip dengan sidik jari pada manusia.

Fluke Pada Ekor

 Ekor Paus Bungkuk Memiliki Ciri Khas masing-masing

Paus Bungkuk adalah favorit dari para pengamat paus, karena mereka sering melakukan manuver-manuver ke udara, seperti melompat keluar dari air, atau menampar permukaan dengan sirip dada, ekor atau kepala mereka.

Di musim panas, Paus Bungkuk dapat ditemukan mencari makan di bagian lintang bumi yang tinggi, seperti Teluk Maine di Atlantik dan Teluk Alaska di Pasifik. Di musim dingin, mereka bermigrasi ke lintang bumi yang lebih bawah yaitu di perairan subtropis atau tropis, seperti Republik Dominika di Atlantik dan Kepulauan Hawaii di Pasifik. Kecuali Paus Bungkuk laut Arab yang tidak bermigrasi, mereka berada di perairan tropis sepanjang tahun.


Paus bungkuk melakukan perjalanan jarak jauh selama migrasi musiman, ini migrasi terjauh yang dilakukan oleh mamalia. Migrasi paling jauh yang tercatat adalah 8.300 km; perjalanan dari Kosta Rika ke Antartika. Salah satu rute yang sering dipelajari pengamat paus adalah rute antara Alaska dan Hawaii, di mana Paus Bungkuk telah diamati melakukan perjalanan sejauh 4.830 km dalam waktu sedikitnya 36 hari.


Selama bulan-bulan musim panas, Paus Bungkuk menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk makan dan membangun stok lemak yang akan diperlukan untuk kelangsungan hidup mereka selama musim dingin. Paus bungkuk memakan krustasea kecil (sebagian besar krill), plankton, dan ikan kecil serta dapat mengkonsumsi hingga 1.360 kg makanan per hari. Beberapa metode berburu melibatkan penggunaan gelembung-gelembung udara untuk menggiring, mengumpulkan atau mendisorientasikan ikan. Salah satu varian yang sangat kompleks, yang disebut "bubble netting" adalah unik atau khas Paus Bungkuk. Teknik ini sering dilakukan dalam kelompok dengan peran yang ditetapkan untuk mengganggu, menakut-nakuti, dan menggiring, sebelum paus menyerang mangsanya ketika mangsanya sudah dekat ke permukaan.

 Bubble Netting yang dilakukan Paus Bungkuk

Di musim dingin, Paus Bungkuk berkumpul dan terlibat dalam kegiatan kawin. Paus Bungkuk umumnya berpoligami dengan jantan menunjukkan perilaku kompetitif di musim dingin atau musim kawin ini. Perilaku agresif dan antagonis ini termasuk mengejar, menampilkan vokal dan gelembung, meronta-rontakan ekor secara horisontal, dan meronta-rontakan belakang tubuh. Pejantan dalam kelompok ini juga melakukan kontak fisik, menyerang satu sama lain. Serangan ini dapat menyebabkan cedera mulai dari goresan berdarah hingga kematian.


Di musim dingin ini pulalah, para pejantan menyanyikan lagu-lagu kompleks yang dapat bertahan hingga 20 menit dan terdengar hingga 30 km jauhnya. Seekor pejantan mungkin dapat bernyanyi selama berjam-jam, mengulang lagu beberapa kali. Semua pejantan dalam suatu populasi menyanyikan lagu yang sama, tapi lagu yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Nyanyian Paus Bungkuk telah dipelajari selama beberapa dekade, tetapi para ilmuwan masih mengerti sangat sedikit tentang fungsinya.

Video Nyanyian Paus

Kehamilan berlangsung selama sekitar 11 bulan. Bayi yang baru lahir panjangnya sekitar 4-5 m dan tumbuh dengan cepat dari susu bergizi tinggi dari ibunya. Penyapihan terjadi antara 6-10 bulan setelah kelahiran. Para ibu melindungi dan memberikan kasih sayang kepada bayi mereka, berenang dekat dan sering menyentuhnya dengan sirip mereka. Para pejantan tidak memberikan dukungan orangtua terhadap anak mereka. Breeding biasanya terjadi sekali setiap dua tahun, tapi kadang-kadang terjadi dua kali dalam kurun waktu tiga tahun.


Selama migrasi, Paus Bungkuk tinggal di dekat permukaan laut. Saat makan dan melahirkan, Paus Bungkuk lebih memilih perairan dangkal. Selama melahirkan, Paus Bungkuk biasanya ditemukan di perairan hangat yang tersedia di lintang itu. Paus bungkuk hidup di semua samudra utama dari khatulistiwa hingga ke lintang sub-kutub.


Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Cetacea
Famili : Balaenopteridae
Genus : Megaptera
Spesies : novaeangliae

Deskripsi Spesies
Berat : 25-40 ton; bayi yang baru lahir berat sekitar 1 ton
Panjang : sampai 18 meter, dengan betina lebih besar dari pejantan; bayi yang baru lahir, panjang sekitar 4,5 meter
Rentang Usia: sekitar 50 tahun
Diet : krustasea kecil (kebanyakan krill), plankton, dan ikan kecil ; mereka dapat mengkonsumsi hingga 1.360 kg makanan per hari





Pernah bertanya-tanya mengapa paus melakukan hal ini? Meskipun tidak segesit lumba-lumba yang juga sering melompat, paus akan sesekali melompat keluar dari air saat makan. Ketika massa besar ikan paus jatuh kembali ke air, itu biasanya berada diatas segerombolan ikan. Hal ini menyebabkan gelombang kejut yang membingungkan ikan dan membuat terdiam sehingga paus dapat dengan mudah memakannya tanpa perlu pengejaran yang berkepanjangan.









Baca Juga:






Source: NOAA

Popular Posts