Jaring laba-laba menutupi tanah di kota Australia Goulburn.
Selama "balloning", laba-laba akan naik setinggi yang dapat mereka capai, berdiri di atas kaki engan perut mengarah ke atas dan melepaskan beberapa benang sutra ke udara. Helai ini membentuk segitiga berbentuk parasut yang memungkinkan mereka untuk dibawa pergi oleh angin ratusan mil jauhnya ke wilayah baru. Dalam kondisi tak berangin, medan listrik statis bumi juga dapat memberikan tumpangan.
Sebagian besar dari laba-laba ini meninggal selama perjalanan, dimakan oleh predator atau tewas oleh kondisi cuaca yang keras. Tapi sebagian kecil bertahan untuk mendirikan koloni baru. Setelah mereka mendarat, laba-laba menghilang ke dalam tanah dan benang, terbuat dari protein, hancur sampai tidak ada bukti bahwa sesuatu telah terjadi.
Menurut Robb Bennett, seorang peneliti di entomologi Royal British Columbia Museum di Victoria, tidak jelas mengapa laba-laba terbang secara bersamaan hingga menimbulkan fenomena mirip hujan, meskipun itu kadang-kadang dikaitkan dengan hujan deras. Tontonan menakjubkan biasanya terjadi pada bulan Mei atau Agustus di Australia, setelah hujan.
Todd Blackledge, dosen biologi di University of Akron, Ohio mengatakan, adalah pemandangan tak biasa jutaan laba-laba terbang pada waktu yang bersamaan. Dia menambahkan, hujan laba-laba mungkin terjadi ketika kelompok laba-laba siap melakukan balloning, namun terhambat faktor cuaca, misalnya. "Sehingga saat cuaca berubah ke kondisi yang tepat melakukan balloning, mereka melakukannya secara bersamaan".
Peristiwa balloning tersebut, bagaimanapun, tidak unik di Australia saja. Peristiwa serupa juga terjadi di belahan bumi utara seperti di Amerika Serikat dan Inggris.
Baca juga:
Source