Nan Madol terletak di pantai timur Pohnpei, Mikronesia, dan kota ini sangat unik sedunia karena para ahli belum mengetahui bagaimana Nan Madol dibangun. Nan Madol adalah kota yang luasnya mencakup 80 hektar, dan terdiri dari sekitar 90 pulau buatan. Nan Madol berarti "ruang antara", dan mungkin kota itu bernama ini karena "ruang antara" pulau adalah jaringan kanal yang mengelilingi pulau. Pada peta di bawah, digambar oleh Holger Behr, dapat dilihat bagaimana pulau-pulau yang terpisah satu sama lain oleh kanal-kanal.
Nan Madol telah membuat kagum banyak arkeolog karena pulau-pulau yang ada hampir seluruhnya terbuat dari dinding basal yang tingginya 18 sampai 25 kaki dan sekitar tebalnya 17 kaki. Basalt adalah batu yang dibentuk oleh lava gunung berapi. Dinding dibangun dengan menumpuk secara bergantian log batu dalam pola silang-menyilang, sebagaimana dapat dilihat di bawah. Interior kota itu ditutupi dengan patahan karang untuk membentuk elevasi sehingga air pasang tidak bisa mencapainya.
Para arkeolog memperkirakan bahwa sekitar 250 juta ton log basalt diperlukan untuk membangun seluruh kota. Tetapi pertanyaan yang belum terjawab adalah, Bagaimana tembok-tembok ini dibangun begitu tinggi, mengingat betapa berat log batu basal itu. Bahkan Pada kenyataannya, log basal tertentu mempunyai berat sekitar 50 ton.
Salah satu cerita rakyat setempat menceritakan tentang raksasa yang hidup di pulau itu, yang mungkin memiliki sarana fisik untuk membawa batu batu berat dan membangun dinding. Legenda lain menceritakan kisah dua bersaudara bernama Olosopha dan Olosipha, yang menggunakan kekuatan sihir mereka untuk mengangkut batu dari negeri yang jauh-jauh dengan membuat batu batu itu. Kisah lain menceritakan pesulap, yang, seperti dua bersaudara tadi, membuat batu terbang menuju Nan Madol untuk membangun kota. Semua legenda lokal menceritakan log batu basal datang dari tempat yang jauh-jauh karena tidak ada sumber batu basal dekat Nan Madol, kecuali di seberang pulau.
Teori lain adalah bahwa batu batu basal diangkut dengan rakit, tapi dalam percobaan, log basal segera tenggelam karena berat batu batu tersebut. Meskipun ditemukan kerangka yang relatif lebih besar daripada rata-rata orang orang Pohnpei sekarang, namun bagaimana dinding basal dibangun masih tetap menjadi misteri, karena tidak ada ditemukan sisa-sisa mesin/ alat kuno yang bisa digunakan membantu pembangunan dinding basal tersebut.
Fitur indah yang lain dan tak dapat dijelaskan dari kota Nan Madol adalah terowongan bawah lautnya yang menghubungkan pulau-pulaunya satu sama lain. Terowongan itu seharusnya menjadi jalan keluar mulai dari pusat kota ke arah laut. Terowongan ini jelas buatan manusia dilihat dari cara terowongan ini dibangun untuk menghubungkan pulau-pulau, tetapi, tentu saja, pertanyaan bagaimana mereka dibuat masih tetap belum terjawab. Sampai saat ini, penjelajah bawah laut masih mencoba untuk menemukan sebuah terowongan dari ujung ke ujung yang lengkap.
Menurut sejarah Pohnpeians, Nan Madol pernah diduduki oleh satu garis leluhur yang disebut Saudeleurs, atau "penguasa daerah," yang mungkin ingin memiliki kota eksklusif bagi mereka sendiri terpisah dari masyarakat umum. Para penguasa menyatukan daerah termasuk Pohnpei di bawah satu sistem pemerintahan.
Para Saudeleurs terutama tinggal di daerah pusat Nan Madol. Banyak rakyat jelata juga tinggal di daerah itu, menunggu untuk melayani Saudeleurs jika mereka dibutuhkan. Nan Madol tidak memiliki air bersih dan makanan, sehingga tugas utama rakyat jelata adalah mereka harus mendapatkan kebutuhan dasar dari luar kota dan membawa makanan untuk penguasa mereka. Para Saudeleurs juga cukup pintar untuk membiarkan orang orang yang dicurigai dan pemberontak untuk tinggal di kota sehingga mereka bisa memonitor setiap rencana makar yang mungkin mereka miliki - Hal ini mirip dengan pepatah kenali temanmu secara dekat, tetapi kenali musuhmu lebih dekat lagi.
Situs Mortuary atau pekuburan juga ditemukan di Nan Madol, berbentuk persegi panjang yang besar yang dibangun untuk menyimpan mayat para almarhum Saudeleurs.
Setelah beberapa waktu, para Saudeleurs dikalahkan oleh sekelompok orang yang disebut Nahnmwarki. Tapi mereka tidak tinggal lama di Nan Madol, karena mereka kesulitan untuk mengangkut air segar dan makanan dari luar kota. Hal ini karena Nahnmwarki juga membunuh rakyat jelata ketika mereka mengalahkan Saudeleurs, padahal jika rakyat jelata mereka biarkan hidup, tentu bisa melayani mereka seperti melayani para Saudeleurs. Gambar di bawah bisa dilihat pintu masuk salah satu situs kamar mayat, di mana Saudeleurs dikuburkan.
Seorang Arkeolog Mikronesia, Rufino Mauricio mengusulkan Nan Madol untuk dimasukkan dalam daftar World Heritage agar mendapatkan dana untuk merestorasi kota kuno tersebut, tetapi keturunan Nahnmwarki tidak ingin menyerahkan kepemilikan kota kepada orang orang Pohnpei. Mudah-mudahan, sengketa kepemilikan akan dapat diselesaikan untuk memberikan pendanaan untuk rehabilitasi kota.
Kota kuno Nan Madol mungkin bukan tempat wisata terbaik bagi wisatawan. Tapi dengan aura misteri dan sejarahnya, wisatawan mungkin menemukan tempat terbaik untuk sekedar mengobati rasa ingin tahu, dan untuk mendapatkan tempat meditasi yang tenang.
Wallahualam
Baca Juga
Source: Wikipedia