Namun bagi cacing planaria, pemenggalan kepala mereka, sama sekali tidak membuat mereka mati. mereka akan terus hidup. Cacing pipih air tawar ini memiliki kemampuan langka untuk menumbuhkan kembali kepalanya setelah dipenggal.
Kemampuan planaria untuk meregenerasi organ-organ vitalnya sangat luar biasa, bahkan bagi standar cacing. Seluruh tubuhnya dapat tumbuh kembali, dari kepala hingga ke ekor, bahkan dari fragmen kecil dari hewan ini.
Planaria dapat dipotong-potong menjadi beberapa bagian, dan masing-masing bagian dapat beregenerasi menjadi organisme lengkap. Sel di lokasi luka potong berkembang biak untuk membentuk protoplasma yang akan berdiferensiasi menjadi jaringan baru dan regenerasi bagian yang hilang dari potongan. Fitur inilah yang memberi mereka sebutan terkenal sebagai "Tetap abadi di Sisi Kilau Belati".
Diperkirakan meskipun organisme ini dipotong hingga sekecil 1/279 dari tubuhnya, bagian kecil yang dipotong ini dapat beregenerasi kembali menjadi organisme lengkap selama beberapa minggu. Jaringan baru dapat tumbuh karena pluripotent stem cells memiliki kemampuan untuk membuat semua jenis sel. Stem cells dewasa yang disebut neoblasts, adalah sel-sel yang hanya berkembang biak pada cacing, dan mereka berdiferensiasi menjadi keturunan yang menggantikan sel tua. Selain itu, jaringan yang ada direnovasi untuk mengembalikan simetri dan proporsi planaria baru yang terbentuk dari potongan sebuah organisme.
Organisme itu sendiri tidak harus benar-benar dipotong-potong sehingga tiap potongan terpisah agar fenomena regenerasi terjadi. Bahkan, jika kepala planaria dipotong tengah nya, dan masing-masing potongan tetap melekat pada organisme, Planaria tersebut akan menumbuhkan dua kepala dan terus hidup.
Kekuatan regenersinya juga meliputi tumbuhnya otak baru. Selama tahun 60-an, peneliti telah penasaran, apakah cacing bisa membangkitkan memorinya yang hilang, tetapi penelitian saat itu belum bisa menjawabnya.
Sebuah studi baru dari Universitas Tufts, menjawab pertanyaan diatas. Tim ahli biologi melatih cacing-cacing planaria kecil (masing-masing panjangnya hanya 1 cm) untuk menemukan makanan yang tersembunyi di tengah dasar cawan petri yang kasar. Makanan itu diterangi oleh sinar cahaya terang. Karena planaria lebih memilih untuk mengendap-endap di sekitar pinggiran yang gelap, ini membantu memastikan bahwa cacing cacing ini belajar perilaku baru.
Tim juga menggunakan teknologi video-pelacakan untuk mengkonfirmasi apa yang mereka lihat dengan mata mereka sendiri: Planaria berkenalan dengan medan cawan petri yang kasar menemukan makanan terang benderang lebih cepat daripada rekan-rekan mereka. Terlebih lagi, mereka mampu melakukannya dengan mudah ketika mereka disingkirkan dari cawan, dan setelah dua minggu kemudian dikembalikan lagi untuk tes baru. (2 minggu adalah waktu yang diperlukan bagi mereka untuk menumbuhkan kembali kepala mereka)
Kemudian mereka dipenggal!
Setelah 14 hari secara harfiah kehilangan pikiran mereka, cacing-cacing, yang kini memiliki otak baru, ditempatkan kembali di cawan petri dengan cahaya terang bersinar di atas makan siang mereka.
Meskipun mereka tidak dapat segera menemukan makanan mereka, namun mereka dapat dengan mudah menemukan makanan lagi setelah satu sesi pelatihan - jauh lebih cepat daripada rekan-rekan mereka yang tidak terlatih dan tak pernah terpenggal.
Pemenggalan planaria ini menunjukkan bukti bahwa memori mereka juga kembali setelah regenerasi kepala baru. Adapun di mana mereka menyimpan memori atau bagaimana cacing yang telah terpenggal dapat dengan cepat mempelajari kembali perilaku lama setelah mereka memiliki kepala baru, masih belum terjawab.
Menurut The Verge, beberapa peneliti berpikir bahwa memori cacing disimpan di tempat lain dalam tubuh mereka, atau sebaliknya bahwa otak cacing mungkin telah memodifikasi sistem saraf mereka, dan sistem saraf mereka mungkin kemudian memutuskan bagaimana otak baru dibentuk selama pertumbuhannya kembali.
Subhanallah
_____________________________________________________________________________________________________
Kemampuan cacing planaria untuk tetap hidup dan ber regenerasi saat tubuhnya dipotong-potong, mengingatkan AMJG akan kisah Mahabarata dan Baratayuda. Disana dikisahkan seorang begawan yang bernama Bagaspati memiliki ilmu kesaktian yang bernama Candrabirawa (versi jawa) atau ilmu Rudrarohastra (versi india). Dikisahkan bahwa orang yang memiliki ilmu ini akan mampu mengeluarkan sebangsa jin yang jika dilukai atau dipotong justru akan bertambah banyak. Hanya jiwa yang suci seperti Pandu dan Yudhistira yang bisa mengalahkan Candrabirawa ... hehehe
Itu hanya dongeng, kita ambil hikmahnya saja ....
_____________________________________________________________________________________________________
Baca Juga: