Enewetak Atoll dari Satelit
Enewetak Atoll adalah atol karang besar terdiri dari 40 pulau yang membentuk cincin di Samudra Pasifik, yang terletak 305 kilometer sebelah barat dari Bikini Atoll, dan menjadi tempat untuk uji coba senjata nuklir, pasca Perang Dunia II. Sebelum Enewetak berada di bawah kendali Amerika Serikat sebagai bagian dari Wilayah Perwalian Kepulauan Pasifik, Enewetak berada di bawah kendali Jepang yang menggunakan atol sebagai tempat pengisian bahan bakar untuk pesawat terbang antara laguna Chuuk dan pulau-pulau di sebelah timur. Setelah Enewetak dikuasai Amerika, kepulauan ini menjadi sebuah pangkalan angkatan laut utama dari US Navy. Dan kemudian penduduk asli pulau itu dievakuasi dan uji coba nuklir dimulai.
Antara 1948 dan 1958, Enewetak Atoll menyaksikan 43 tes nuklir, termasuk tes bom hidrogen pertama pada akhir 1952 sebagai bagian dari Operation Ivy, yang menguapkan pulau kecil Elugelab.
Pada tahun 1977, upaya untuk dekontaminasi pulau Enewetak dimulai. Selama tiga tahun berikutnya, militer mengumpulkan lebih dari 85.000 meter kubik tanah dan puing-puing yang terkontaminasi dari berbagai pulau dan mencampurnya dengan semen Portland kemudian menguburkannya dalam kawah yang tercipta akibat ledakan di bagian utara ujung atol, yaitu Pulau Runit. Kawah diciptakan oleh bom uji seberat 18 kiloton yang dijuluki "Cactus" pada tanggal 5 Mei 1958. Sebuah kubah yang terdiri dari 358 panel beton, masing-masing setebal 18 inci, dibangun di atas kawah. Biaya akhir proyek pembersihan adalah $ 239.000.000.
Setelah kubah selesai dibangun, pemerintah Amerika Serikat menyatakan pulau selatan dan barat di atol aman untuk tempat tinggal pada tahun 1980, dan penduduk Enewetak kembali pada tahun yang sama. Hari ini, Anda dapat mengunjungi kubah dan menginjak-injak permukaannya.
Enewetak
Cactus Dome di Pulau Runit
Baca Juga: