Aurora di Saturnus dibuat ketika partikel angin matahari disalurkan ke medan magnet planet menuju kutub, di mana mereka berinteraksi dengan gas bermuatan listrik (plasma) di atmosfer atas dan memancarkan cahaya. Fitur Aurora di Saturnus juga dapat disebabkan oleh gelombang elektromagnetik yang dihasilkan ketika bulan-bulannya bergerak melalui plasma yang mengisi magnetosfer planet. Sumber utama adalah bulan kecil Enceladus, yang menyemburkan uap air dari geyser di kutub selatannya, sebagian terionisasi.
Interaksi antara magnetosfer Saturnus dan angin surya menghasilkan aurora oval yang terang di sekitar kutub-kutub planet dan dapat dilihat dalam cahaya tampak, inframerah dan sinar ultraviolet. Aurora Saturnus sangat bervariasi. Lokasi dan kecerahan mereka sangat tergantung pada tekanan angin surya: aurora menjadi lebih cerah dan bergerak lebih dekat ke kutub ketika tekanan angin surya meningkat.
Aurora di Bumi biasanya bersinar selama beberapa jam. Aurora di Saturnus bisa bertahan selama berhari-hari! "Tirai Cahaya" ini kadang-kadang naik hingga 2.000 km di atas puncak awan dekat kutub Saturnus. Jika Anda berada di kutub Saturnus, aurora akan terlihat seperti cahaya merah samar. Sebagian besar energi aurora di Saturnus tidak dalam bentuk cahaya tampak. Mereka kebanyakan bersinar dalam panjang gelombang ultraviolet (UV).
Sebagian "cahaya" UV tidak bisa menembus atmosfer bumi. Itu berarti teleskop di bumi tidak dapat melihat aurora UV Saturnus. Namun, teleskop di orbit Bumi bisa. Pesawat ruang angkasa yang terbang di dekat Saturnus juga bisa "melihat" aurora planet bercincin itu. Teleskop luar angkasa Hubble telah mengambil beberapa gambar dari aurora Saturnus. Pioneer 11, Voyager 1 & 2, dan pesawat ruang angkasa Cassini telah mengamati aurora Saturnus dari jarak dekat.
Aurora di Bumi sebagian besar disebabkan ketika partikel berenergi tinggi bertabrakan, baik dengan nitrogen atau oksigen di atmosfer kita. Aurora Saturnus disebabkan oleh elektron menabrak molekul hidrogen dan atom hidrogen di bagian atas atmosfer Saturnus. Para ilmuwan juga telah mendeteksi sinyal radio yang dipancarkan oleh aurora Saturnus. Hal ini sangat mirip dengan statis yang kadang Anda dengar di radio ketika sambaran petir ada di dekatnya.
Baca Juga:
Source: NASA